Thailand larang penggunaan ganja dan akan memasukkan kembali ganja ke dalam daftar narkotika pada akhir tahun ini. Hal ini ditegaskan oleh Perdana Menteri Thailand, kemarin, Rabu (8/5/2024).
Keputusan untuk mencabut status ‘bebas’ ganja untuk rekreasi merupakan perubahan yang mengejutkan, diambil hanya dalam waktu dua tahun setelah Thailand menjadi salah satu negara pertama di Asia yang mendekriminalisasi penggunaan ganja untuk rekreasi.
Meskipun sektor ritel ganja tumbuh pesat di dalam negeri, dengan puluhan ribu toko dan bisnis bermunculan dalam dua tahun terakhir, langkah ini diambil. Industri ini diperkirakan bernilai US$1,2 miliar pada tahun 2025.
Baca Juga : KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Sebagai Pelaku Pungli di Rutan
“Saya ingin Kementerian Kesehatan mengubah peraturan dan memasukan kembali ganja ke dalam daftar narkotika,” ucap Perdana Menteri Srettha Thavisin di platfrom media sosial X.
“Kementerian harus segera mengeluarkan peraturan yang mengizinkan penggunaannya untuk tujuan kesehatan dan medis saja,” tambahnya.
Ganja didekriminalisasi untuk penggunaan medis pada 2018 dan rekreasi pada 2022 di bawah pemerintahan sebelumnya. Namun, kritikus mengatakan liberalisasi ganja terburu-buru, menyebabkan kebingungan mengenai regulasi.
Setelah pertemuan dengan lembaga pemberantasan narkotika, Srettha berjanji tindakan tegas terhadap obat-obatan terlarang dan memerintahkan pihak berwenang untuk menunjukkan “kemajuan yang jelas” dalam 90 hari.
Baca Juga : Jokowi Tekan UU Desa, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun
“Narkoba adalah masalah yang menghancurkan masa depan negara, banyak generasi muda yang kecanduan. Kita harus bekerja cepat, menyita aset (pengedar narkoba) dan memperluas pengobatan,” ujarnya.
Dia meminta pihak berwenang untuk meredefinisikan kepemilikan narkoba dari “jumlah kecil” menjadi “satu pil” untuk penegakan hukum yang lebih ketat.
Pemerintahan Srettha berencana menerapkan undang-undang ganja akhir tahun ini. Undang-undang tersebut akan melarang penggunaan ganja untuk rekreasi, hanya mengizinkannya untuk tujuan medis dan kesehatan.
Thailand larang penggunaan ganja dan belum jelas kapan ganja akan dimasukkan kembali ke dalam daftar narkotika atau proses yang diperlukan.