Pak Darsim seorang nelayan yang telah menjalani profesi sebagai pemburu kepiting Sejak usia 12 tahun. Ia membagikan kisahnya Tantangan Kehidupan dengan Penghasilan Yang Tidak Menentu Walau Bermandikan Lumpur Bakau. Rutinitas harian, serta pandangannya terhadap pekerjaannya yang penuh tantangan.
Pak Darsim menjelaskan bahwa rutinitasnya tergantung pada pasang-surut nya air sungai. Dia biasanya berangkat untuk memburu kepiting ketika air surut yaitu pada jam 9 atau jam 12 siang, dan kegiatan ini berlangsung hingga sekitar jam 5 sore.
Dalam sehari biasanya Pak Darsim memasang dua perangkap kepiting. Harga kepiting varian ukuran jumbo mencapai 120 ribu per kilogram, sedangkan yang sedang seharga 90 ribu per kilogram, dan ukuran kecil berkisar 40-60 ribu per kilogram.
Pendapatan harian Pak Darsim tergantung pada hasil tangkapannya. Jika hasilnya bagus pendapatannya bisa mencapai 300 ribu perhari, sementara jika kurang bagus pendapatannya sekitar 50 ribu perhari. Dia berburu kerang yang dapat menghasilkan 2 juta dalam setengah bulan, dengan perkiraan pendapatan bulanan mencapai 4 juta.
“Kalo menghitung pendapatan kalo lagi ada itu sehari bisa 300 ribu nah kalo lagi ga ada harus sabar paling 50 ribu sehari.” ujar Pak Darsim sambil tersenyum.
Namun, hasil tangkapannya sekarang menurun drastis yang dulu biasanya mendapatkan 100 kilogram perhari sekarang menjadi sulit untuk mendapatkan 10 kilogram.
“dulu waktu saya kecil nangkap kepiting gampang sekali, pendapatan bisa 100 kg an lah sekali tangkep. Kalo sekarang ingin dapet 10 kg aja alatnya harus khusus. Kata Pak Darsim.
Pak Darsim berharap pemerintah memberikan perhatian dan bantuan peralatan kepada nelayan.
“Nelayan kalo bisa lebih di perhatikan. Kaya sejenis bantuan perahu atau mesin, atau jaring. Itu benar-benar di survei harus yang mendapatkan yang benar nelayan saran saya untuk pemerintah”. ujar Pak Darsim.
Baca Juga : Kesulitan Pedagang Tempe Karena Harga Kedelai Naik
Tonton Selengkapnya di Youtube Lensagram :