Jakarta (Lensagram) – Film A Business Proposal versi Indonesia yang dibintangi Abidzar Al-Ghifari dan Ariel Tatum resmi tayang di bioskop sejak Kamis, 6 Februari 2025.
Namun, belum genap seminggu, film ini mulai mengalami penurunan layar di berbagai bioskop Tanah Air akibat jumlah penonton yang terus merosot.
Berdasarkan data terakhir Cinepoint pada Senin, 10 Februari 2025, film ini baru berhasil meraih 24.683 penonton.
Angka tersebut tergolong rendah untuk film adaptasi dari drama Korea yang sebelumnya populer.
Baca Juga : Kanye West dan Bianca Censori Mencuri Perhatian di Grammy Awards 2025, Hanya Tampil 5 Detik di Karpet Merah
Di hari penayangan perdananya, film ini hanya mampu menarik 6.900 penonton, dan tren penurunannya terus berlanjut di berbagai kota.
Penurunan layar film ini pertama kali mencuat dari unggahan akun media sosial X @HabisNontonFilm, yang menyindir kondisi film dengan tulisan, “Ubur-ubur ikan lele. Sudah turun layar, Le.”
Unggahan tersebut kemudian dikaitkan oleh warganet dengan kegagalan film A Business Proposal versi Indonesia.
Boikot Warganet dan Kontroversi Pemeran Utama
Tak hanya minim penonton, film yang disutradarai Rako Prijanto ini juga mendapat boikot dari sejumlah warganet Indonesia.
Penyebab utamanya adalah pernyataan kontroversial Abidzar Al-Ghifari, yang mengaku tidak menonton versi drama Korea karena ingin membangun karakter sendiri.
Pernyataan ini memicu reaksi negatif, karena banyak yang menilai aktor seharusnya memahami materi aslinya sebelum membintangi film adaptasi.
Meskipun Abidzar telah meminta maaf melalui unggahan di media sosial, dampak boikot tetap terasa.
Film ini bahkan mendapatkan rating rendah di IMDb, anjlok hingga 1,2/10, yang menunjukkan ketidakpuasan penonton terhadap hasil adaptasi ini.
Drama Korea A Business Proposal Kembali Populer
Di sisi lain, versi drama Korea A Business Proposal justru mengalami peningkatan popularitas di Indonesia.
Salah satu platform streaming terbesar di Tanah Air kembali mempromosikan drama ini, sehingga banyak warganet yang lebih memilih menontonnya dibandingkan versi layar lebar yang dinilai kurang menarik.
Baca Juga : Viral! Ibu Hamil Pecah Ketuban Saat Konser Maroon 5 di Jakarta International Stadium
“Lebih menarik versi drama Korea, walaupun ditonton berulang kali tetap seru. Versi Indonesia malah terasa aneh, apalagi pemeran utamanya blunder,” komentar seorang warganet dalam unggahan terkait film ini.
“Drama Korea A Business Proposal lebih seru, nggak bosen ditonton, apalagi karena jalan cerita dan para pemerannya yang lucu,” tambah warganet lainnya.
Dengan performa yang terus menurun, masa tayang A Business Proposal versi Indonesia di bioskop Tanah Air tampaknya tidak akan bertahan lama.
Kontroversi serta ekspektasi tinggi terhadap adaptasi film ini menjadi faktor utama kegagalannya di pasar domestik.