Rancaekek Di Terjang Badai Tornado dahsyat muncul di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung dan sebagian wilayah Sumedang, Rabu (21/2/2024) sore.
Angin puting beliung merusak sejumlah bangunan, menumbangkan pohon, membuat truk terguling, dan menyebabkan sepeda motor terjatuh. Kejadian tersebut juga mengakibatkan 29 orang menderita luka-luka akibat terjangan angin puting beliung.
Erma Yulihastin, seorang pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengklaim bahwa angin kencang yang merusak banyak bangunan di Sumedang-Bandung adalah badai tornado.
Baca Juga : Struktur Bangunan Kuno Berusia 10 Ribu Tahun di Temukan Ilmuwan di Laut Baltik
“Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia ? KAMAJAYA sudah memprediksi “Extreme Event” 21 Februari 2023,” tulis Erma Yulihastin di Twitter X, Kamis (22/2/2024).
“Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama,” ucapnya.
Erma menambahkan bahwa bencana tersebut berlangsung lama, yang merupakan hal yang berbeda dari kebiasaan puting beliung di Indonesia.
“selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, hanya sekita 5-10 menit itu pun sudah sangat lama,” katanya.
Baca Juga :Peluru Tembus Ke Kabin, KKB Tembak Pesawat Wings Air Saat Mendarat di Dekai
“Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021,” lanjutnya.
Meskipun demikian, Erma belum memberikan data mengenai kecepatan angin, diameter, atau penyebab dari Badai Tornado yang melanda Rancaekek.
“Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek,” ungkap Erma.
“Efek tornado : beda dengan puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat : 57 km/jam,” tandasnya.
Sebelumnya, Teguh Rahayu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, menjelaskan tentang munculnya angin puting beliung di Rancaekek dan Sumedang, Jawa Barat.
Baca Juga : Diluar Dugaan, Wanita Italia Pura-Pura Hamil 17 Kali Demi Bolos Kerja Sepuasnya
“Fenomena Rancaekek Di Terjang Badai Tornado terjadi akibat dampak ikutan pertumbuhan awan cumulonimbus dan berlanjut hujan lebat disertai angin kencang dengan durasi singkat dan skala lokal,” jelas Teguh.
Dia menjelaskan bahwa kondisi saat ini suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat, yang mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
“Selaras dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang relatif basah yakni antara 45-95 persen,” kata dia.
Saat ini, terpantau adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatera, menyebabkan terbentuknya area netral point dengan area pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) di sekitar wilayah Jawa Barat.