Jakarta (Lensagram) – Ratusan pencari kerja memadati salah satu pameran bursa kerja (job fair) yang digelar di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Namun di tengah keramaian dan antusiasme para pelamar, muncul pertanyaan besar: apakah job fair benar-benar membuka peluang kerja nyata, atau sekadar formalitas belaka?
Salah satu peserta, Rina (24), lulusan universitas swasta di Depok, mengaku kecewa setelah mendatangi acara tersebut.
“Saya sudah datang dari pagi, bawa berkas lengkap, tapi kebanyakan perusahaan cuma minta isi link online atau kirim ke email HRD. Jadi kesannya kayak formalitas aja,” ujar Rina kepada wartawan, Rabu (4/6/2025).
Baca Juga : 827 Siswa Terkejut! Pramono Lakukan Hal Tak Terduga demi Masa Depan Mereka
Banyak Lowongan, Tapi Tidak Ada Wawancara Langsung
Hal serupa juga disampaikan oleh Adit (27), pencari kerja yang sudah dua kali menghadiri job fair dalam satu bulan terakhir.
“Semua booth ramai, tapi jarang yang langsung wawancara. Katanya nanti dihubungi, tapi sampai sekarang belum ada kabar. Kadang mikir, apa lowongannya memang real atau cuma buat branding perusahaan aja,” katanya.
Beberapa pengunjung lain mengaku kecewa karena tidak ada informasi yang transparan mengenai proses rekrutmen. Beberapa perusahaan bahkan tidak menampilkan posisi yang dibuka secara jelas.
Panitia Klarifikasi: Job Fair Bukan Ajang Instan
Pihak penyelenggara menjelaskan bahwa job fair bukanlah ajang rekrutmen instan, melainkan tempat awal untuk mempertemukan pelamar dengan perusahaan.
“Kami fasilitasi pertemuan antara pencari kerja dan HRD. Proses selanjutnya tetap ditentukan oleh masing-masing perusahaan. Tidak semua bisa langsung interview di tempat,” ujar Riko Santoso, panitia dari acara tersebut.
Harapan Pencari Kerja: Lebih Transparan dan Interaktif
Meski begitu, para pencari kerja berharap agar job fair di masa depan bisa lebih interaktif dan transparan. Mereka juga ingin ada sesi langsung bersama HRD, baik dalam bentuk wawancara cepat atau konsultasi karier.
“Kalau bisa sih, jangan hanya kumpulin CV. Kami ingin ada interaksi langsung, jadi bisa tahu peluangnya lebih jelas,” tutup Rina.
Kesimpulan:
Meski job fair masih menjadi salah satu upaya menjembatani pencari kerja dan perusahaan, pengalaman para peserta menunjukkan adanya kesenjangan harapan dan kenyataan. Transparansi informasi dan proses yang lebih aktif bisa menjadi kunci agar acara seperti ini benar-benar berdampak positif bagi para pencari kerja.
Baca Juga : Bukan Penjara, Tapi Barak TNI! Cara Baru Pemkot Palembang Tangani Anak Nakal