Sebuah video dibagikan oleh akun @pemudaidamanid menarik perhatian netizen. Pemilik akun terlihat Ikan 6000 Ton Menumpuk Di Gudang penyimpanan ikan berukuran raksasa di Juwana, Pati, Jawa Tengah.
Ribuan ton ikan di simpan di gudang tersebut, namun sayangnya, ikan-ikan tersebut hanya tersimpan dan tidak laku dijual.
Dalam video ini, Sekertaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, terlihat. Pemilik video kemudian mengungkap bahwa dia sedang menemani mantan Menpora tersebut bertemu dengan pelaku usaha perikanan.
“Aku barusan di minta mendampingi Sekertaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, mas Andi Mallarangeng bertemu para pelaku usaha bidang perikanan dan mengunjungi gudang ikan di Juwana, Pati. Gudang penuh Ikan tidak terserap pasar,” tulisnya dalam akun X dikutip Sabtu (27/1/2024).
Baca Juga :
Andi Mallarangeng terlihat merasakan sesuatu yang luar biasa di dalam gudang tersebut. Menurutnya, ikan-ikan ini akan terasa nikmat jika di goreng.
“Luar biasa sekali, ketika di hidangkan dan di goreng, ikan-ikan ini pasti akan memberikan pengalaman rasa yang istimewa dan menggugah selera,” katanya.
Menanggapi perkataan tersebut, selanjutnya seorang pria yang di duga sebagai pemilik atau pengelola gudang menyatakan bahwa ikan sebanyak 6000 ton ini tidak laku terjual.
“Ngga laku ini, ngga tau lah ya pak,” ucapnya.
Pria tersebut melanjutkan dengan menyatakan bahwa ini mungkin merupakan situasi tersulit sepanjang sejarah. Dia menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah daya beli masyarakat yang sangat rendah.
Akibatnya stok yang ada di dalam gudang tinggal menumpuk. ” ini mungkin tersulit dalam sejarah, daya beli masyarakat kurang,” lanjutnya.
Andi Mallarangeng kembali menanyakan di mana target pengiriman ikan ini. ” Ini memang untuk pasar dalam negeri toh ?,” Tanyanya.
Baca Juga : Penemuan Harta Karun Senilai Ratusan Juta oleh Pedagang Barang Antik di Kali Ciliwung
Lebih lanjut, pemilik usaha menyatakan bahwa penjualan tetap menurun, meskipun mereka membawanya ke Kalimantan untuk didistribusikan ke pasar tradisional. Di daerah Jawa, sudah tidak ada yang membeli.
“Gak ada yang beli. Padahal di bawa ke Kalimantan pasar-pasar tradisional, kalau di sini udah gak ada yang beli lagi,” katanya.