7 Tahanan Kabur dari Rutan Salemba Jakarta, Diduga Dibantu Pihak Eksternal
Jakarta – Peristiwa kaburnya tujuh orang penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta, pada Selasa (12/11) mengundang perhatian serius dari pihak berwenang.
Kasus pelarian yang berhasil ini menjadi sorotan publik dan memicu penyelidikan intensif dari Kementerian Hukum dan HAM, Kanwil DKI Jakarta.
Diduga para tahanan tersebut mendapatkan bantuan, baik dari pihak eksternal maupun internal rutan.
Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Hukum dan HAM DKI, Tonny Nainggolan, menekankan bahwa kini tengah menyelidiki.
Dugaan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus kaburnya ketujuh tahanan.
Baca Juga : VIRAL Seleb Tiktok Depok Bobol Sistem Top Up KRL, Raup Saldo Hingga Belasan Juta
“Kami sedang melakukan pendalaman atau penelusuran lebih lanjut, apakah ada bantuan dari pihak luar, termasuk dari pihak kita sendiri,” ujar Tonny pada Rabu (13/11), sebagaimana dilansir dari Kompas.
Penyelidikan ini dilakukan untuk mengungkap siapa saja yang mungkin terlibat dan bagaimana para tahanan tersebut bisa menyusun rencana pengungsi dengan sangat rinci.
Dari ketujuh tahanan yang berhasil kabur, satu di antaranya sudah berstatus kompensasi yang menjalani masa hukuman.
Sementara enam sisanya masih berstatus sebagai terpidana yang sedang menjalani proses peradilan.
Semua informasi yang diketahui terkait dengan kasus narkoba.
Menambah kompleksitas penyelidikan, mengingat kasus narkoba sering kali melibatkan jaringan yang terorganisir.
Tonny menjelaskan bahwa menggali akan terus menggali informasi untuk memahami cara pengungsi dilakukan serta faktor-faktor yang memungkinkan aksi tersebut.
Dalam kronologi kejadian, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh tim Polsek Cempaka Putih.
Diketahui bahwa para penjaga kabur dengan memanfaatkan jalur saluran air atau gorong-gorong yang terdapat di dalam Rutan Salemba.
Mereka melarikan diri setelah memotong jeruji besi penutup saluran udara, yang menghalangi akses menuju jalur tersebut.
Namun petugas TKP tidak menemukan alat potong yang dipakai, sehingga penyelidikan kini juga menyoroti kemungkinan alat tersebut telah disembunyikan atau dibawa oleh pihak yang membantu pengungsi.
Selain itu, polisi kini fokus untuk menemukan titik lemah dalam sistem keamanan Rutan Salemba, yang selama ini belum pernah digunakan oleh tahanan untuk kabur.
Pihak yang berwenang akan melakukan audit menyeluruh terhadap fasilitas keamanan, mengingat tindakan ini menunjukkan bahwa rencana kabur telah dipersiapkan dengan cermat.
Dengan semakin seringnya kejadian pengungsi pengungsi, kejadian ini menjadi alarm penting bagi pemerintah untuk memperketat keamanan fasilitas masyarakat.
Baca Juga : Rumah milik DPR di Gorontalo Dibobol Maling, Total Kerugian Mencapai Rp 800 juta
Upaya pencarian para tahanan yang kabur terus digenjot oleh tim kepolisian bersama pihak Kanwil DKI Hukum dan HAM.
Pelarian ini tidak hanya menjadi catatan serius bagi keamanan Rutan Salemba, tetapi juga menjadi pembelajaran bagi seluruh penghuni rumah di Jakarta agar segera menyebarkan sistem keamanannya,.
Terutama dalam hal fasilitas dan aksesibilitas bangunan yang dapat dimanfaatkan sebagai celah untuk melarikan diri.