Belum lama ini, cerita seorang pengantin perempuan di Negeri Jiran Malaysia menjadi viral setelah ia mengeluhkan bahwa teman-temannya hanya memberikan Tak Sumbang Lebih Dari Rp 500.000 pada acara pernikahannya.
Dalam unggahannya, ia mengungkapkan kekecewaannya dan merasa bahwa sumbangan yang diterima tidak sepadan dengan harapan dan biaya yang telah dikeluarkan untuk perayaan tersebut.
Kisah ini memicu perdebatan di media sosial mengenai norma dan ekspektasi sumbangan pernikahan di Malaysia, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi hubungan antara pengantin dan tamu undangan.
Baca Juga : Pembangunan 14 Tower di IKN Telah Selesai, 1.700 Siap Dipindahkan Bulan September
Setelah menunggu hingga tahun ini, pengantin perempuan tersebut akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana pernikahan yang telah lama ia impikan di pantai, yang ia anggap sebagai lokasi sempurna untuk hari bahagianya.
Keputusan ini di ambil karena ia merasa lokasi pantai tersebut terlalu terpencil dan sulit di jangkau, serta kekhawatiran logistik dan aksesibilitas yang dapat menghambat kenyamanan para tamu.
Ketidakpraktisan lokasi tersebut membuatnya terpaksa mencari alternatif lain yang lebih mudah di jangkau, demi memastikan bahwa hari pernikahannya dapat berlangsung dengan lancar dan nyaman bagi semua orang yang di undang.
Namun, ia menghadapi masalah baru berupa kenaikan harga barang dan jasa setelah pandemi Covid-19. Pembatasan pergerakan akibat pandemi membuat harga jamuan makan malam dan biaya foto pernikahan meningkat 2 hingga 3 kali lipat.
Baca Juga : RESMI, Pilkada 2024 Ditetapkan Ikuti Putusan MK
Harga banyak tempat yang saya lihat juga naik hingga tiga kali lipat. Dengan menghadapi lonjakan biaya ini, pengantin perempuan merasa semakin tertekan dan kecewa.
Dia kemudian meluapkan kemarahannya kepada teman-teman kerjanya, mengkritik mereka secara terbuka karena hanya memberikan sumbangan sebesar 120 ringgit Malaysia per amplop.
Ia merasa jumlah tersebut jauh dari cukup untuk menutupi kenaikan biaya pernikahan yang melonjak drastis dan Tak Sumbang Lebih Dari Rp 500.000 merasa bahwa sumbangan tersebut tidak mencerminkan dukungan yang sesuai dengan ekspektasinya.