Jakarta (Lensagram) – Rencana libur sekolah selama sebulan pada bulan Ramadan dan Lebaran 2025 tengah menjadi sorotan publik.
Wacana ini mencuat setelah Wakil Ketua Komisi X DPR, Hadrian Irfani, menyampaikan usulan agar siswa tidak hanya berdiam diri di rumah selama libur panjang tersebut, melainkan diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan yang bermanfaat.
Usulan ini bertujuan untuk mengoptimalkan masa libur sebagai ajang pembinaan karakter dan penguatan nilai-nilai spiritual bagi para siswa.
Baca Juga : Daftar Lengkap Tanggal Merah dan Cuti Bersama Tahun 2025
Hadrian Irfani mengingatkan bahwa kebijakan serupa pernah diterapkan pada era Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Saat itu, libur panjang diberikan bukan semata-mata untuk istirahat di rumah, melainkan untuk mendorong siswa mengikuti kegiatan bermanfaat seperti pesantren kilat, safari Ramadan, dan berbagai kegiatan sosial keagamaan lainnya.
Menurut Hadrian, langkah ini penting untuk menanamkan nilai-nilai moral dan sosial yang kuat pada generasi muda.
“Kami mendorong sekolah-sekolah untuk berkreasi dan berinovasi, seperti mengadakan pesantren kilat, safari Ramadan, serta memperbanyak kegiatan keagamaan selama bulan suci. Ini akan menjadi pengalaman yang positif bagi siswa, di mana mereka tidak hanya mendapatkan libur, tetapi juga terlibat aktif dalam pembentukan karakter religius dan sosial,” ujar Hadrian.
Selain itu, Hadrian juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mengisi masa liburan siswa.
Ia mengusulkan agar lembaga pendidikan dapat bekerja sama dengan lembaga keagamaan dan komunitas lokal untuk mengadakan kegiatan yang bersifat edukatif dan spiritual.
Dengan demikian, siswa dapat lebih mengenal nilai-nilai agama sekaligus mempererat hubungan sosial di lingkungan sekitar.
Namun, hingga saat ini, rencana libur sebulan penuh di bulan Ramadan dan Lebaran 2025 belum diputuskan secara resmi oleh pemerintah.
Kalender pendidikan nasional belum mencantumkan kebijakan libur panjang tersebut, dan Kementerian Agama (Kemenag) masih mengkaji wacana ini lebih lanjut.
Pemerintah berupaya mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk dampak terhadap kurikulum, efektivitas pembelajaran, dan kesiapan sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan selama liburan.
Beberapa pihak mendukung wacana ini karena dinilai dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih mendalami ajaran agama dan memperkuat karakter positif.
Di sisi lain, terdapat pula kekhawatiran mengenai potensi penurunan efektivitas pembelajaran dan kesiapan sekolah dalam mengelola program kegiatan selama libur panjang.
Jika diterapkan, libur panjang ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi siswa untuk memperdalam ilmu agama dan mempererat silaturahmi melalui berbagai kegiatan positif selama bulan suci Ramadan.
Kegiatan seperti pesantren kilat, bakti sosial, pengajian, hingga lomba-lomba keagamaan diharapkan dapat menjadi wadah yang produktif bagi siswa.
Baca Juga : Harga Tiket Pesawat Turun Saat Lebaran 2025, Liburan Jadi Lebih Hemat!
Masyarakat pun diimbau untuk ikut berperan aktif dalam mendukung kegiatan positif selama liburan ini.
Orang tua dapat mengarahkan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan yang bermanfaat, sementara komunitas lokal dapat berperan sebagai fasilitator kegiatan keagamaan yang menyenangkan dan edukatif.
Pantau terus perkembangan informasi terkait kebijakan libur sekolah Ramadan 2025 hanya di Lensagram.
Dapatkan berita terkini dan terpercaya mengenai dunia pendidikan dan kebijakan pemerintah di Indonesia.