Pak Dodo, seorang penjual perabotan keliling atau Penjual IKEA Keliling, telah menjajakan barang dagangannya di sekitar Jakarta sejak tahun 1999. Berasal dari Majalengka, perantau ini telah menjalani hidupnya di ibu kota selama lebih dari dua dekade. Namun, di balik rutinitasnya yang tampak sederhana, terdapat perjuangan dan kisah pahit yang kerap di hadapinnya.
Tiap hari, Pak Dodo memulai aktivitasnya sejak jam setengah 7 pagi. Dari Pulo Mas hingga ke hutan kayu dan daerah Cempaka Putih, ia menjelajahi berbagai rute untuk menawarkan peralatan rumah tangga, terutama sapu dan pel. Namun, belakangan ini, dagangannya tampak sulit untuk laku. Dalam dua tahun terakhir, penjualan menurun drastis, meninggalkan Pak Dodo dengan kekhawatiran akan penghasilannya yang semakin menipis.
“Profesi ini memberikan sukacita saat ramai, tetapi menjadi penuh duka saat musim hujan tiba,” ucap Pak Dodo dengan nada sedikit pahit. Musim hujan bukan hanya membawa air yang mengguyur jalanan, tetapi juga mengurangi minat pembeli yang ingin membeli peralatan rumah tangga.
Baca Juga : Penemuan Harta Karun Senilai Ratusan Juta oleh Pedagang Barang Antik di Kali Ciliwung
Meskipun demikian, Pak dodo tidak menyerah begitu saja. Meski mulai merasa jenuh dengan profesi yang di jalaninya, ia belum memiliki kesempatan untuk beralih ke profesi lain. Keadaannya yang tidak memungkinkan dan keterbatasan dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah membuatnya terjebak dalam lingkaran kehidupan yang sulit.
Di kampung halamannya, terdapat layanan ATM sembako yang mungkin dapat membantu mengatasi kesulitannya. Namun, ironisnya, Pak Dodo belum pernah mendapatkannya.
“Saya ingin mendapatkan bantuan itu, tapi sepertinya itu hanya mimpi bagi saya” ucapnya dengan nada kecewa.
Pak Dodo pernah mendapatkan tawaran bantuan dari pemerintah Jakarta, Namun syaratnya adalah memiliki Kartu Keluarga Jakarta. “sayangnya, saya yang bukan berasal dari Jakarta tidak memenuhi syarat itu,” ujarnya dengan nada penuh kekecewaan.
Baca Juga
Sementara Pak Dodo terus berjuang melawan tantangan hidupnya, masyarakat sekitar di harapkan dapat memberikan dukungan dan pengertian. Profesi yang di jalani Pak Dodo mungkin terlihat sederhana, namun di balik itu tersimpan kisah perjuangan yang patut di hargai.