Kondisi Medan Zoo kian memperhatinkan. 4 Harimau ancaman kematian satwa menurun 255 ekor dan kandang tak terawat, satwa mati karena pengelola terlilit utang pakan pegawai belum di gaji.
Wali Kota Medan Bobby Nasution sempat membuka opsi menutup Medan Zoo. Namun, menurut Ketua Komisi III DPRD Medan Afif Abdillah, hal itu tak perlu dilakukan.
“Kami sangat menyayangkan kalau pemerintah sampai memasukan opsi penutupan Medan Zoo ke daftar pilihan solusi. Jika pemerintah menyerah, mau bagaimana lagi nasib Medan Zoo itu,” katanya dikutip dari Antara, Selasa (16/1/2024).
Baca Juga : Makin Tak Terurus, 3 Harimau Kembali Mati Dalam 2 Bulan di Kebun Binatang Medan
Ia menawarkan pilihan bekerjasama dengan perusahan swasta, baik lokal maupun nasional agar menjadi “bapak asuh” setiap jenis satwa akibat belum adanya investor mengelola kebun binatang ini.
“Misalnya perusahaan A menjadi “bapak asuh” satwa gajah, perusahaan B “bapak asuk” rusa, perusahaan C “bapak asuh” harimau, dan seterusnya,” ucap Afif.
Medan Zoo memiliki jumlah kandang 76 unit.
Satwanya kini tinggal 255 ekor terdiri atas 163 ekor aves, 69 ekor mamalia dan 32 ekor reptile di lahan 10 hektar dari total seluas 30 hektar.
Terbaru, 2 harimau mati dalam 2 bulan yaitu Erha dan Nurhaliza
4 Harimau Ancaman Kematian
Plt Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Pembangunan Medan, Bambang Hendarto, sebagai penanggung jawab Medan Zoo, menyatakan bahwa saat ini hanya tersisa 4 harimau dengan ancaman kematian, sementara populasi satwa di Medan Zoo menurun menjadi 255 ekor. Tiga di antaranya saat ini dalam kondisi dubius infausta ( sakit yang sulit di sembuhkan ).
“Hari ini ada sisa empat harimau Sumatera. Tiga dalam kondisi dubius infausta (sakit sulit di sembuhkan), satu masih dalam kondisi infausta yakni punya penyakit tetapi masih bisa di sembuhkan,” kata Bambang di Medan Zoo pada Jumat (12/1).
Bambang mengungkap, bahwa kondisi itu sebelumnya di ketahui saat seekor harimau bernama Erha sedang sakit tahun lalu.
Baca Juga
“Nah terkait pasca-kematian Erha kemarin (November 2023), sebelumnya kita juga sudah melakukan medical check up. Pada saat pemeriksaan Erha itu kita lakukan pemeriksaan terhadap satwa khususnya harimau sama dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),” kata dia.
“Jadi di dapati enam harimau Sumatera yang ada, mengalami kondisi penyakit sudah lama,” sambungnya.
Tak lama setelah Erha mati, lalu di susul oleh harimau betina bernama Nurhalizah pada akhir Desember lalu.
Bambang bilang, upaya yang bisa di lakukan saat ini hanya perawatan intensif saja dengan bantuan dokter dari BKSDA.
“Pastinya (langkah ke depan) koordinasi dengan pihak dokter hewan BKSDA dan PKBSI. Terhadap kondisi satwa yang di bius infausta inilah terus kita lakukan perawatan intensif,” jelasnya.