Teh Dewi wanita asli baduy yang telah menikah sejak umur 15 tahun. Desa Baduy, yang dikenal dengan tradisi konservatifnya, menetapkan aturan ketat terkait pernikahan. Sementara itu, Tergambar fakta menarik tentang cewe Baduy yang belum pernah ke mall, kejadian jarang di era globalisasi. Orang Baduy luar boleh menikah dengan orang luar, tetapi tidak boleh tinggal di desa karena suku Baduy tidak menerima orang luar yang menetap, suatu situasi langka di era globalisasi.
Suku Baduy dalam melarang menikah dengan suku Baduy luar dan menetap bersama-sama dengan Baduy dalam. Mereka memiliki sistem perjodohan oleh orang tua dan tidak diperbolehkan bercerai, harus berpasangan hingga meninggal.
Suku Baduy luar, berbeda dengan suku Baduy dalam, dapat menikah dengan orang luar tetapi tidak boleh tinggal di Desa Baduy sesuai aturan tradisional.
Pernikahan di suku Baduy, baik di kalangan suku Baduy dalam maupun luar, tetap menjadi bagian penting dari keberlanjutan budaya dan tradisi mereka. Meski batasan pernikahan tampak kaku, suku Baduy mampu mempertahankan nilai-nilai tradisional sambil menyaksikan kisah-kisah cinta yang unik dalam kerangka budaya yang mereka anut.
Meski tidak pernah menginjak kaki di mal, Teh Dewi senang jalan-jalan terutama ke pantai. Destinasi favoritnya meliputi pantai Anyer, pantai Bagedur, dan pantai Carita. Bagi warga Baduy, liburan ke pantai merupakan kegiatan umum, dan tidak ada larangan untuk keluar desa.
Aktivitas sehari-hari di Desa Baduy cenderung terbagi berdasarkan gender, di mana wanita sering membuat kerajinan dan laki-laki lebih fokus pada ladang. Selain
Pendidikan di Baduy bersifat informal, di mana warga belajar sendiri tanpa adanya sekolah. Ketua adat memberi gelang sebagai syarat bagi warga Baduy Namun yang belum menikah tidak wajib memakainya setiap saat. Teh Dewi menciptakan narasi dan kisah unik dari kehidupannya di dalam dan di luar Desa Baduy.
Baca Juga : Tips and Trick Balapan di Sentul
Selengkapanya Tonton di Youtube Lensagram :