Jakarta (Lensagram) – Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilanda bencana banjir bandang yang parah setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah ini selama dua hari berturut-turut.
Bencana ini terjadi sejak Senin hingga Rabu (4/12), mengakibatkan 27 desa di 20 kecamatan terdampak banjir dan longsor.
Kerugian material dan dampak sosial yang ditimbulkan bencana ini sangat besar, memaksa ratusan warga mengungsi dan menghadapi kondisi sulit.
Penyebab dan Dampak Bencana
Banjir bandang ini dipicu oleh meluapnya Sungai Cikaso yang membawa arus deras hingga merendam puluhan rumah dan menghanyutkan kendaraan di beberapa wilayah, termasuk Kecamatan Sagaranten.
Baca Juga : Banjir Jawa Barat, BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem
Berdasarkan laporan lapangan dari detik.com , terlihat setidaknya tiga kendaraan terseret arus deras sungai. Kondisi ini menunjukkan betapa besarnya kekuatan banjir yang melanda.
Deden Sumpena, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, mengungkapkan bahwa curah hujan tinggi yang merata di seluruh wilayah Sukabumi menjadi pemicu utama bencana ini.
“Selama dua hari terakhir, Kabupaten Sukabumi diguyur hujan deras yang merata di seluruh wilayah. Akibatnya, 20 kecamatan dan 27 desa terdampak bencana,” ujar Deden, seperti dikutip dari DetikJabar .
Deden juga menjelaskan bahwa banjir bandang ini merupakan salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
“Saat ini, sekitar 70 rumah dilaporkan terdampak, namun jumlah tersebut kemungkinan besar akan bertambah mengingat hujan belum reda dan kondisi banjir masih berlanjut,” tambahnya.
Langkah-Langkah Penanganan
BPBD Kabupaten Sukabumi bergerak cepat dalam menangani dampak bencana ini.
Tim penyelamat telah diterjunkan untuk membantu menyuarakan warga, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor.
Baca Juga : VIRAL 40.000 Rumah di Cirebon Terendam Banjir, 2 Orang Tewas
Selain itu, pendataan terhadap kerugian materil dan jumlah warga yang terdampak terus dilakukan.
“Kami juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kebutuhan darurat, seperti makanan, air bersih, dan tempat pengungsian, dapat terpenuhi,” kata Deden.
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun kerugian material dan dampak psikologis terhadap warga sangat signifikan.
Di beberapa titik, warga yang terdampak banjir mulai mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman, seperti gedung sekolah, masjid, dan aula desa.
Namun, jumlah tempat pengungsian yang terbatas menjadi tantangan tersendiri bagi petugas.
Imbauan untuk Warga
BPBD mengimbau seluruh warga Sukabumi, khususnya yang tinggal di kawasan rawan banjir dan longsor, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Langkah antisipasi seperti penyelamatan barang-barang berharga, dokumen penting, serta menyatukan informasi cuaca terkini sangat penting dilakukan.
Selain itu, warga yang melihat adanya tanda-tanda longsor atau peningkatan debit udara yang signifikan diminta segera melaporkan ke petugas terkait agar langkah penanganan dapat dilakukan lebih cepat.
“Kami juga meminta warga untuk mengikuti arah petugas di lapangan dan mengutamakan keselamatan diri dan keluarga. Jangan ragu untuk mengungsi jika situasi dirasa tidak aman,” tegas Deden.
Pentingnya Mitigasi Bencana
Bencana banjir bandang ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana, khususnya di daerah-daerah yang rawan terhadap dampak cuaca ekstrem.
Perlunya perbaikan infrastruktur, seperti pembangunan tanggul, normalisasi sungai, dan sistem drainase yang lebih baik, menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan.
Pemerintah daerah juga diharapkan meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi dan penanganan bencana.
Dengan adanya kesiapan yang lebih baik, dampak bencana seperti ini di masa mendatang dapat diminimalkan.
Baca Juga : Banjir Lahar, Empat Truk Tambang Pasir Terjebak Di Tengah Aliran Lahar Dingin Gunung Semeru
Kesimpulan
Banjir bandang di Kabupaten Sukabumi telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi warga.
Dengan 27 desa di 20 kecamatan terdampak dan sekitar 70 rumah yang terendam, bencana ini menjadi salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Langkah pertolongan, pendataan, dan penyediaan kebutuhan darurat terus dilakukan oleh BPBD Sukabumi, namun warga diimbau untuk tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.