Jakarta (Lensagram) – Di tengah tren pejabat publik yang gencar membuat konten demi citra di media sosial, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, justru memilih jalan berbeda. Ia secara tegas menyatakan lebih memilih fokus pada kerja nyata ketimbang tampil berlebihan untuk mencari popularitas.
Pernyataan ini ia sampaikan saat menghadiri acara pemerintahan di Balai Kota Jakarta, pada Senin, 23 Juni 2025. Dalam kesempatan tersebut, Pramono menyindir gaya komunikasi sejumlah pejabat yang menurutnya terlalu mengedepankan tampilan ketimbang pencapaian.
Lebih Pilih Substansi, Bukan Sensasi
Melalui pernyataannya, Pramono menjelaskan bahwa dirinya tidak tertarik untuk overacting atau berlomba-lomba membuat konten. Sebaliknya, ia memilih untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan memastikan pelayanan publik berjalan optimal.
“Saya tidak tertarik untuk overacting atau bikin konten berlebihan. Fokus saya adalah bekerja dengan sungguh-sungguh demi masyarakat,” ujarnya di hadapan awak media.
Ia mengakui bahwa era digital memang memberikan ruang publikasi yang luas. Namun, menurutnya, pejabat publik seharusnya memprioritaskan hasil kerja daripada sekadar pencitraan. Ia menekankan pentingnya profesionalisme, integritas, dan dampak nyata yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.
Baca Juga : Prabowo Buka Indo Defence 2025! Ada Sosok Mengejutkan yang Menemani
Fokus Benahi Program Prioritas
Selama menjabat sebagai Pj Gubernur DKI, Pramono mengaku telah memetakan berbagai program strategis. Ia fokus pada:
- Penanganan banjir secara sistematis
- Perluasan transportasi publik
- Pengendalian harga bahan pokok
- Digitalisasi layanan pemerintahan
“Biarkan masyarakat menilai dari hasil. Kalau kita kerja sungguh-sungguh, tidak perlu pencitraan, kepercayaan akan datang dengan sendirinya,” tambahnya.
Sindiran Halus tapi Tegas
Pernyataan Pramono ini sontak menjadi sorotan. Banyak pihak menilai ucapannya sebagai sindiran halus terhadap sejumlah tokoh politik dan pejabat publik yang kerap tampil dramatis di media sosial, namun minim capaian konkret.
Meski tak menyebut nama, publik menangkap pesan Pramono sebagai ajakan untuk kembali kepada esensi kepemimpinan yang berdampak langsung pada masyarakat.
Reaksi Warganet dan Pengamat Politik
Komentar warganet pun ramai di media sosial. Banyak yang mendukung gaya kepemimpinan Pramono yang lebih membumi dan tidak haus panggung.
Pengamat politik dari LIPI, Yuniarto Siregar, menyatakan bahwa gaya ini bisa menjadi angin segar di tengah publik yang mulai jenuh dengan pemimpin yang terlalu sibuk pencitraan.
“Masyarakat sekarang lebih kritis. Mereka ingin bukti, bukan basa-basi,” ujarnya.
Kesimpulan
Pernyataan Pramono Anung menjadi pengingat bahwa esensi kepemimpinan bukanlah seberapa sering tampil di layar, melainkan seberapa besar dampak positif yang dirasakan rakyat. Di tengah derasnya arus informasi, kerja nyata tanpa gimik justru menjadi pembeda yang paling kuat.
Baca Juga : Heboh di Forum Kepala Daerah! AHY ‘Pisahkan’ Pramono dan Dedi, Pertanda Apa Ini?