Jakarta (Lensagram) – Jagat media sosial dibuat heboh usai mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, secara terbuka mengusulkan agar nama Kabupaten Bandung Barat diubah. Usulan ini bukan tanpa alasan. Menurut Dedi, nama “Bandung Barat” terlalu sulit untuk di-branding dan kerap membingungkan publik, terutama dari luar daerah.
Nama ‘Bandung Barat’ Dianggap Kurang Kuat Secara Branding
Dalam sebuah pernyataan yang ia sampaikan pada Jumat (20/6/2025), Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa nama Bandung Barat terlalu melekat pada “Bandung” sebagai kota besar, sehingga membuat identitas daerah tersebut menjadi kabur.
“Kalau saya pribadi, Bandung Barat itu susah di-branding. Namanya masih ‘Bandung’, orang-orang pasti langsung kebayang Kota Bandung, bukan wilayah lain. Ini menyulitkan promosi daerah,” ungkap Dedi.
Pernyataan ini langsung menyulut reaksi publik, terutama di media sosial. Banyak netizen yang mengaku kaget, bahkan menyayangkan usulan tersebut. Namun, ada pula yang setuju dan menilai ide Dedi sebagai langkah berani untuk membangun identitas daerah yang lebih kuat.
Baca Juga : Tiba-Tiba Kuota KJP Plus dan KJMU Ditambah! Ini Alasan Mengejutkan Pemprov DKI!
Reaksi Warganet Campur Aduk
Tak butuh waktu lama, tagar #GantiNamaBandungBarat pun jadi perbincangan hangat di platform seperti X (Twitter) dan Instagram. Sebagian netizen mempertanyakan urgensi perubahan nama tersebut, apalagi jika anggaran besar harus dikeluarkan hanya untuk mengganti nama administratif.
Namun di sisi lain, beberapa netizen mengaku bisa memahami maksud Dedi. Mereka menilai bahwa kabupaten ini memang perlu memiliki nama yang lebih merepresentasikan nilai budaya atau keunikan lokal.
Pemkab Bandung Barat Masih Pertimbangkan Usulan
Menanggapi polemik ini, pihak Pemerintah Kabupaten Bandung Barat belum memberikan keputusan resmi. Kepala Bagian Humas Pemkab Bandung Barat menyatakan bahwa pihaknya akan mengkaji lebih dalam sebelum mengambil langkah apapun.
“Kami menghormati usulan dari Pak Dedi Mulyadi, tetapi perlu dikaji bersama dengan tokoh masyarakat, DPRD, dan berbagai pihak sebelum masuk ke ranah kebijakan,” ujarnya.
Nama Baru Masih Teka-Teki
Hingga saat ini, belum ada nama pengganti yang disebut secara resmi. Namun, dalam beberapa diskusi warganet, muncul ide-ide seperti “Gunung Parang” atau “Padalarang Raya” yang dianggap lebih khas dan mencerminkan wilayah tersebut.
Apakah usulan ini akan benar-benar diwujudkan? Atau hanya akan menjadi wacana sesaat? Waktu yang akan menjawab.
Baca Juga : Sekolah Dasar Kekurangan Siswa! Fakta Mengejutkan di Balik SPMB Gelombang 2 di Semarang!