Ratusan Pengendara motor cross merusak hasil pertanian di Pegunungan Cipatat Bandung Barat menjadi viral di media sosial karena merekam aksi mereka melintasi perkebunan pisang milik warga. Aksi tersebut ramai menjadi perbincangan karena merusak lahan perkebunan milik warga.
Dalam video tersebut, seorang pemilik kebun pisang terlihat marah besar kepada para cross yang melintas dan menggunakan lahan pertaniannya sebagai trek motor cross.
Ratusan pengendara motor cross merusak pertanian saat melintas. Setelah ditelusuri, video tersebut diketahui sebagai hasil rekaman oleh salah satu peserta event motor cross yang diikuti ribuan crosser di kawasan pegunungan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Minggu (7/1/2024).
Baca Juga : KA Bandung Raya Tabrakan Dengan KA Turangga, KAI Buka Suara.
“Video itu adalah video yang direkam saat event komunitas motor di kawasan Desa Ciptaharja, Cipatat. Tapi baru viralnya sekarang,” ungkap Kapolsek Cipatat AKP Kusmawan saat dihubungi, Jumat (12/1/2024).
Kusmawan menjelaskan bahwa kerusakan parah pada kebun pisang akibat aksi ratusan pengendara motor cross memang benar terjadi. Mereka di duga keluar dari jalurnya dan masuk ke perkebunan pisang milik warga.
“Mungkin mereka nyasar masuk ke kebun pisang. Padahal panitia sudah memasang petunjuk arah. Untuk lokasi kebun pisangnya di sebelah sana itu Kepala Desa atau panitia yang tahu teknisnya,” kata Kusmawan.
Setelah acara motor cross selesai, panitia meminta pemilik kebun pisang untuk segera melaporkan dampak kerusakan dan menghitung nilai kerugiannya. Panitia acara tersebut berjanji untuk memberikan ganti rugi jika ada lahan perkebunan warga yang mengalami kerusakan.
“Ketika ada event itu, semua Kepala Desa rapat. Kemudian jika ada warga yang mengalami kerugian atas kerusakan perkebunannya, di minta segera menyampaikan ke Kepala Desa. Nanti Kepala Desa menyampaikan ke panitia untuk dilakukan penggantian atas kerusakan tersebut,” paparnya.
Baca Juga
Meskipun ada kerusakan lahan perkebunan, tidak ada satu pun warga yang melaporkannya ke pihak Kepolisian. Persoalan tersebut di atasi secara kekeluargaan antara Kepala Desa dan pihak panitia acara.
“Viralnya, mungkin baru, apakah itu sudah selesai apa belum kita tidak tahu. Karena penyelesaiannya antara Kepala Desa langsung ke panitia. Selama ini dari warga ke Polsek tidak ada yang lapor, dari Kepala Desa juga tidak ada laporan jadi kami tidak tahu,” ujarnya.