Kurikulum Merdeka Akan Diganti di Bawah Pemerintahan Prabowo-Gibran
Setelah pelantikan presiden dan wakil presiden pada hari Sabtu (19/10), perhatian publik kini memperingati langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan baru.
Pada Senin (21/10), Presiden Prabowo Subianto resmi melantik 55 wakil menteri dalam Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta.
Pelantikan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan diikuti dengan pembacaan Keputusan Presiden Nomor 143 P Tahun 2024 terkait pengangkatan sekretaris kabinet.
Salah satu posisi strategis yang dilantik adalah Abdul Mu’ti, Sekretaris PP Muhammadiyah, yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah atas.
Baca Juga : Heboh Siswa SMP di Deli Meninggal Usai di Hukum Squad Jump 100 Klai Oleh Gurunya
Dalam wawancara dengan Liputan6, Abdul Mu’ti menyatakan bahwa akan ada evaluasi terhadap Kurikulum Merdeka, namun abdul mu’ti tidak ingin melakukan dengan secara terburu-buru.
Presiden Prabowo Subianto menugaskan Abdul Mu’ti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama dalam mata pelajaran seperti matematika. Metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yang berbeda.
beberapa dampak positif dari kurikulum merdeka ini sebagai berikut, pemerintah ingin lebih meningkatkan bakat dan minat kepada anak-anak, tidak mengharuskan untuk belajar IPA dan Matematika.
selain dampak positif yang didapatkan dari kurikulum merdeka, juga ada dampak negatif yang diterima juga oleh masyarakat.
masyarakat banyak yang mengeluhkan dampak negatif dari Kurikulum Merdeka, terutama terkait dengan kemampuan dasar siswa seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa siswa SMA bahkan mengalami kesulitan dalam melakukan operasi matematika sederhana, membaca jam, dan memahami teks bacaan, meskipun sudah berada di tingkat menengah.
Banyak mengatakan bahwa pada kurikulum Merdeka ini tidak membuat anak-anak sekarang Merdeka, melainkan dengan penuh perihatin.
Baca Juga : 80 Ribu Anak di Bawah Usia 10 Tahun Jadi Pemain Judi Online
Selain itu, Menteri Pendidikan sebelumnya sempat merekomendasikan penghapusan mata pelajaran seperti IPA, IPS, Matematika, dan Bahasa di kelas 11 dan 12 SMA, yang menimbulkan kontroversi di kalangan dan pendidik.
Selain itu metode belajar yang dilakukan juga berbeda yang membuat anak-anak cukup mederita, dengan mengharuskan pindah-pindah kelas setiap pergantian mata Pelajaran peminatan, banyak melakukan tugas kelompok, presentasi, full menghafal.
Masyarakat berharap di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran, Kurikulum Merdeka akan diganti dengan kurikulum yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan Pendidikan.