Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berinisial RSS di Deli Serdang, Sumatera Utara, meninggal dunia pada Kamis, 26 September 2024, di duga akibat kelelahan setelah Hukum Squat Jump oleh guru agamanya.
Siswa berinisial RSS di duga melakukan Hukum Squat Jump sebanyak 100 kali karena tidak menghapal materi agama yang di berikan oleh gurunya. Ia dinyatakan meninggal dunia satu minggu setelah menerima hukuman tersebut.
RSS, seorang siswa berusia 14 tahun yang bersekolah di SMP Negeri 1 STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, dan tinggal di Desa Negara Beringin, mengalami kronologi peristiwa yang di mulai pada Kamis, 19 September 2024.
Baca Juga : WOW 774 Kg Emas Indonesia Dicuri WNA China , Negara Rugi Hingga Rp 1,02 Triliun
Setelah pulang sekolah, RSS mengeluh kesakitan di bagian kakinya, menurut penuturan Yuliana Padang, ibu korban. Keesokan harinya, Jumat, 20 September 2024, RSS mengalami gejala demam dan langsung pergi berobat ke klinik terdekat.
Kemudian, keluarga membawa RSS ke Rumah Sakit Umum Sembiring Deli Tua. Namun, setelah menjalani perawatan di rumah sakit itu, kondisi RSS tidak kunjung membaik. Akhirnya, dokter menyatakan bahwa RSS meninggal dunia pada Kamis, 26 September 2024.
Yuliana menceritakan bahwa anaknya sempat mengikuti perintah guru agama di sekolah. “Anak saya bilang harus melakukan squat jump sebanyak 100 kali karena tidak bisa menghafal Alkitab seperti yang di minta guru,” katanya.
“Akhirnya dia hukum seperti itu” ungkap Yuliana. Yuliana juga mengatakan bahwa ia ingin guru tersebut masuk dalam bui agar tidak bisa melakukan hal yang sama kepada siswa-siswi lainya. Yuliana bahkan sempat melaporkan pada pihak berwajib.
Baca Juga : Cagub Jakarta Kun Wardana Janjikan Internet Gratis di Seluruh Rumah Jakarta
Namun, ia tidak melanjutkan proses hukum karena tidak ingin jasad anaknya di autopsi. Guru berinisial SW tersebut kini merasa sangat bersalah atas perbuatannya terhadap siswanya.
SW, seorang guru honorer yang mulai mengajar pendidikan agama Kristen pada Januari 2024, tidak menyangka muridnya akan meninggal akibat hukuman yang ia berikan.
Dinas Pendidikan menonaktifkan sementara SW untuk mencegah kejadian serupa. Langkah ini di ambil untuk mempertemukan orang tua korban dan SW agar tidak ada lagi insiden-insiden serupa yang terjadi.