Seekor Harimau Sumatra kembali mati akibat prognosis infausta atas nama Binatang Sorik berusia 13 tahun di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo, Medan, Selasa (13/2/2024).
“Sudah lima ekor harimau mati di Medan Zoo dengan prognosis infausta,” ujar Juru Kampanye Satwa Liar – The Wildlife Whisperer of Sumatra Arisa Mukharliza.
Baca Juga : Keadaan Darurat di Medan Zoo: 4 Harimau Menghadapi Ancaman Kematian, Jumlah Satwa Menurun Jadi 255 Ekor
Arti dari prognosis fausta adalah bahwa suatu penyakit dapat di sembuhkan.
Setelah itu, terjadi kematian lagi di Medan Zoo, kali ini melibatkan dua harimau. Yang pertama adalah Avatar pada 3 Desember 2023, sementara yang kedua adalah Wesa yang berusia sekitar 19 tahun, meninggal pada 22 Januari 2024, di Medan Zoo.
Baca Juga : POLDA Aceh Tangkap PNS dan Petani dalam Kasus Perdagangan Kulit Harimau Sumatera
“Semua makhluk hidup akan kembali ke Sang Pencipta. Kasus harimau di Medan Zoo melibatkan tanggung jawab dan peran pengelola kebun binatang, bukan hanya hidup dan mati satwa,” katanya.
PUD Pembangunan, BUMD Pemkot Medan, mengelola Medan Zoo dan satwa liar milik negara, dengan KLHK melalui BBKSDA Sumatra Utara terlibat.
“Tanggung jawab kedua instansi itu perlu di pertimbangkan terkait perawatan satwa di tengah kendala finansial sejak pandemi 2020,” kata Arisa.
Baca Juga : Makin Tak Terurus, 3 Harimau Kembali Mati Dalam 2 Bulan di Kebun Binatang Medan
Dia menyatakan bahwa Medan Zoo di dirikan untuk melindungi satwa, bukan mengandalkan investor untuk mengembangkan taman margasatwa secara bisnis.