Marsya seorang wanita yang berusia 18 tahun dari suku baduy, memiliki perjalanan hidup yang unik dan kental dengan nilai-nilai tradisonal. Ia menikah pada usia 15 tahun dan kini telah menjadi ibu dari seorang anak. Perbandingan gaji PNS yang kalah dengan Suku Baduy. perbedaan antara dua realitas sosial dan ekonomi.
Sebelum menikah, Marsya sering ikut ke ladang bersama orang tuanya. Setelah menikah, ia banyak menghabiskan waktu di rumah dengan menenun kain, sementara suaminya sibuk berladang dan berjualan, terutama pada musim durian yang menjadi sumber pendapatan mereka.
Marsya baru mengenal luar dan dunia sosial media saat berusia 10 tahun ketika pertama kali memegang handphone. Mesikipun jarang berlibur, perjalanan terjauhnya hanya mencapai daerah rangkasbitung.
Wanita seperti marsya umumnya tidak menikah dengan orang luar suku baduy, karena ingin mempertahankan tradisi keluarga dan menghindari kesulitan untuk kembali ke baduy
“ kalau nikah sama orang luar kan jauh sama orang tua, jadi kalo jodohnya ga panjang susah buat balik lagi ke sini “ ujar marsya.
Mereka juga memanfaatkan sosial media untuk menjual produk hasil kerajinannya seperti kain tenun dan gelang buatan ayahnya.
Marsya menghasilkan sekitar 5 juta per bulan, yang ia manfaatkan untuk berinvestasi dalam bentuk emas karena pembelian motor dan mobil tidak diizinkan dalam budaya Suku Baduy.
Warga suku baduy luar juga sering berkunjung ke suku dalam baduy, khususnya pada acara menanam padi ataupun buka bersama. Pengunjung ataupun wisatawan rame pada akhir pekan tetapi penjualan relatif sedikit.
Malam hari di Desa Baduy diwarnai dengan permainan musik angklung tradisional, yang diwarisi dari leluhur. Musik ini menjadi bagian penting dalam persiapan menanam padi di Suku Baduy Dalam.
Wanita suku baduy seperti marsya ini tetap setia pada nilai-nilai leluhur mereka sambil menjelajahi dinamika dunia modern yang terus berkembang
Baca Juga : Asal Muasal Madu Asli Baduy
Tonton selengkapnya di Youtube Lensagram :