Jakarta ( Lensagram ) – Warga Jabodetabek dikejutkan oleh kabut tebal yang menyelimuti wilayah mereka sejak pagi hari. Banyak yang mengira kabut tersebut merupakan dampak dari meningkatnya polusi udara. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah anggapan tersebut dan mengungkap fakta mengejutkan di balik fenomena ini.
BMKG: Bukan Polusi, Ini Penyebab Kabut Tebal
Melalui keterangan resminya, BMKG menjelaskan bahwa kabut tebal yang terjadi bukan disebabkan oleh polusi udara, melainkan oleh fenomena kelembapan udara tinggi yang memicu pembentukan kabut radiasi. Kabut ini terjadi karena suhu permukaan bumi menurun drastis saat malam hari, sementara kandungan uap air di udara cukup tinggi.
“Fenomena ini murni kabut radiasi, bukan akibat polusi. Itu sebabnya kabut tampak tebal namun tidak disertai bau menyengat,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Rika Pratiwi, Senin (30/6/2025).
Baca Juga : Kok Bisa? Dukcapil Kini Cetak KK dan Akta Kelahiran di Kertas HVS Biasa
Kondisi Cuaca yang Mendukung Terbentuknya Kabut
BMKG mencatat suhu udara dini hari di wilayah Jabodetabek berkisar antara 22–24°C, dengan kelembapan mencapai lebih dari 90 persen. Kombinasi ini ideal untuk pembentukan kabut di permukaan, terutama di daerah dataran rendah dan dekat perairan.
Kabut jenis ini biasanya muncul menjelang pagi dan akan menghilang dengan cepat saat matahari mulai naik dan udara mulai menghangat.
Warga Diminta Tidak Panik
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh kabar yang belum jelas kebenarannya. Meskipun kabut tebal menurunkan jarak pandang, fenomena ini tidak membahayakan kesehatan selama tidak ada peningkatan kadar polutan di udara.
“Tidak perlu khawatir. Ini bukan kabut berbahaya. Tetap gunakan masker jika merasa tidak nyaman, tapi kami pastikan ini bukan pencemaran udara,” tegas Rika.
Pemantauan Kualitas Udara Tetap Dilakukan
Meski kabut kali ini bukan akibat polusi, BMKG tetap bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memantau kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya. Hasil sementara menunjukkan kualitas udara masih berada pada kategori sedang hingga baik.
Kesimpulan
Kabut tebal di Jakarta dan wilayah sekitarnya pada 30 Juni 2025 dipastikan bukan disebabkan oleh polusi udara, melainkan fenomena alami akibat kelembapan tinggi dan pendinginan permukaan bumi. Warga diminta tetap waspada namun tidak panik, karena kondisi ini bersifat sementara dan akan segera membaik seiring cuaca cerah.
Baca Juga : Heboh! Pramono Siap “Bersih-Bersih” Pejabat Lama di Pemprov Jakarta?