Debat terakhir Pilpres 2024 akan diselenggarakan pada Minggu, 4 Februari 2024. Kali ini para calon presiden akan adu gagasan mengenai kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. dan Mayoritas Pengangguran SMA SMK.
Polemik besar tentang ketersediaan lapangan pekerjaan masih berlangsung di Indonesia. Terutama, pandemi Covid-19 telah meningkatkan angka pengangguran menjadi 9,77 juta orang atau 7,07 persen, naik dari 5,23 persen pada Agustus 2019.
Dalam tiga tahun terakhir, TPT telah menurun. BPS mencatat 7,86 juta pengangguran di Indonesia pada Agustus 2023, turun 0,56 juta dari Agustus 2022.
Baca Juga : 5 Oknum Polisi Ditresnarkoba PMJ & Polres Jaktim Ditangkap Saat Pesta Narkoba di Depok
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan bahwa pada Agustus 2023 penduduk usia kerja berjumlah 212,58 juta orang atau meningkat sekitar 3,17 juta dibandingkan Agustus 2022.
Dari penduduk usia kerja tersebut, lanjut Amalia, sekitar 147,71 juta di antaranya merupakan angkatan kerja. Jumlah tesebut meningkat 3,99 juta orang dibandingkan Agustus 2022.
TPAK pada Agustus 2023 mencapai rekor tertinggi sejak 1986, 69,48%. Peningkatan TPAK lebih signifikan pada perempuan, 54,52%, naik 1,11 poin; laki-laki mencapai 84,26%, naik 0,39 poin dari Agustus 2022.
Penyebab Lulusan SMA SMK Mayoritas Pengangguran
Data BPS sejak tahun 2021 menunjukkan bahwa pengangguran didominasi oleh mereka yang tamat SMK, diikuti oleh kelompok SMA dan SMP.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 menyatakan bahwa tujuan pendidikan kejuruan adalah untuk menciptakan lulusan yang siap bekerja. Namun, kondisi TPT tersebut justru menunjukkan kurangnya penyerapan tenaga kerja lulusan SMK/MAK.
Beberapa waktu lalu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan bahwa banyak pengangguran berasal dari perguruan tinggi (SMA/SMK, diploma, sarjana). Mayoritas pekerja di Indonesia justru berasal dari tingkat pendidikan SMP ke bawah.
“Pengangguran datang dari perguruan tinggi karena tidak sesuai kebutuhan pasar kerja,” ucap Ida dalam Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu, (21/12).