JAKARTA (Lensagram) – Perusahaan energi global, Shell, mengumumkan bahwa Direktur Gas Terintegrasi dan Hulu, Zoe Yujnovich, akan mengundurkan diri pada akhir bulan ini setelah lebih dari 10 tahun bergabung dengan perusahaan.
Sebagai bagian dari rekonstruksi, Shell menunjuk Cederic Cremers sebagai Presiden Gas Terintegrasi dan Peter Costello sebagai Presiden Hulu.
Perubahan ini merupakan bagian dari strategi Shell untuk menghentikan struktur kepemimpinan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Baca Juga : PT Sritex Resmi Tutup, 8.400 Karyawan Terkena PHK Massal
Strategi Shell untuk Masa Depan
CEO Shell, Wael Sawan , menyatakan bahwa dalam dua tahun terakhir, perusahaan telah mengalami kemajuan dalam stabilitas, peningkatan kinerja, serta penyederhanaan bisnis.
“Ke depan, kami akan mengurangi bagian struktur kepemimpinan tertinggi, mencerminkan tiga bidang utama nilai bisnis: Gas Terpadu; Hulu; serta Hilir, Energi Terbarukan, dan Solusi Energi, sambil memperkuat peran Perdagangan dan Pasokan,” ujar Wael Sawan, dikutip dari Reuters, Rabu (5/3/2025).
Pada tahun 2023, Shell mulai menerapkan strategi efisiensi biaya dengan fokus pada kegiatan dengan pengembalian investasi tertinggi.
Salah satu langkahnya adalah memisahkan divisi Shell Energy yang mencakup energi terbarukan, pembangkit listrik, dan pasokan pelanggan menjadi unit pembangkit listrik dan perdagangan yang terpisah.
Shell juga berencana mengintegrasikan direktorat Proyek dan Teknologi ke dalam lini bisnis utama pada paruh pertama tahun 2026.
Baca Juga : Pemerintah Resmi Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik hingga 14% Selama Lebaran 2025
Selain itu, mulai 1 April 2024, gelar “Direktur” dalam komite eksekutif Shell akan diganti dengan “Presiden”.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat struktur organisasi dan meningkatkan daya saing Shell di sektor energi global.