Tim BKSDA menemukan seekor gajah sumatera ditemukan Mati. Mereka menemukan adanya lubang peluru pada kepala gajah, yang di duga akibat perburuan.
Pada sekitar pukul 11.47 WIB, tim menemukan gajah berjenis kelamin betina tersebut mati dalam posisi telungkup.
Ketua Kanopi Hijau Indonesia sekaligus penanggung jawab Konsorsium Bentang Seblat (KBS), Ali Akbar, mengatakan bahwa lokasi penemuan berada tidak jauh dari jalan logging di area Hutan Produksi Terbatas Air Ipuh 1 register 65. Selain itu, lokasi tersebut berjarak sekitar 3,5 kilometer dari batas Taman Nasional Kerinci Seblat.
Ali Akbar mengatakan bahwa, berdasarkan temuan, gajah tersebut di duga tewas akibat luka di kepala, karena di temukan lubang yang menembus kepala gajah.
“Lubang pada tengkorak bangkai gajah di duga di sebabkan oleh tembakan peluru senjata api. Lubang besar, kurang lebih 1,5 cm, menembus dari bagian bawah rahang sampai ke bagian dahi,” kata Ali Akbar.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu telah menurunkan tim guna melakukan pemeriksaan dan otopsi terhadap gajah sumatera betina tersebut.
Said Jauhari, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, mengatakan bahwa pada hari Minggu (31/12/2023), Kepala Resort KSDA Mukomuko menerima laporan dari Kepala Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Mukomuko.
“Kita melakukan pengecekan ke lapangan dan pada pukul 16.27 WIB Tim menemukan bangkai gajah, dan melakukan pengecekan pada kondisi gajah yang mati,” kata Said, Senin ( 8/1/2023 ).
Baca Juga
Said menjelaskan bahwa gajah tersebut berjenis kelamin betina dengan perkiraan umur di usia indukan. Selain itu, bangkai tersebut telah mengalami proses pembusukan. Usia kematian diperkirakan sekitar 6-7 hari sebelum ditemukan.
“Sebuah lubang berukuran +15 mm di temukan menembus dari bagian bawah rahang hingga ke Os frontalis. Kami memperkirakan bahwa lubang tersebut merupakan bekas tembakan peluru tajam,” jelas Said.
Said mengungkapkan bahwa gajah menjadi korban tindakan kekerasan. Selain itu, kami menemukan bukti adanya upaya pelepasan paksa dengan menggunakan benda keras. Tindakan ini terlihat dari kerusakan tulang rahang di sekitar tempat melekatnya caling yang pecah.