Jakarta (Lensagram) – Korea Selatan sedang dirundung duka mendalam akibat kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024, di Bandara Internasional Muan.
Insiden tragis ini menewaskan 179 orang dari total 181 penumpang, sementara dua orang berhasil selamat.
Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Pesawat Jeju Air dilaporkan mengalami tabrakan dengan kawanan burung serta menghadapi cuaca buruk saat hendak mendarat.
Baca Juga : Pilot Pesawat Smart Air Jatuh di Nunukan Ditemukan Selamat, Teknisi Meninggal Dunia
Kondisi ini menyebabkan kerusakan mesin yang fatal, sehingga pesawat kehilangan kendali.
Kronologi Kecelakaan Jeju Air
Berdasarkan keterangan dari Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea, pilot telah menerima peringatan mengenai keberadaan kawanan burung di sekitar landasan pacu.
Pesawat sempat mencoba melakukan kesalahan ulang, namun gagal karena kerusakan pada roda kesalahan.
Akibatnya, pesawat tergelincir dari landasan, menabrak pagar pembatas, dan hancur, menimbulkan kobaran api besar.
Pemadam kebakaran melaporkan bahwa sebagian besar badan pesawat hangus terbakar.
Dua Korban Selamat
Dari 181 penumpang, hanya dua orang yang selamat, yaitu kru pesawat bernama Lee dan seorang penumpang perempuan bernama Koo.
- Lee, salah satu kabin awak, mengalami patah tulang namun masih dalam kondisi sadar. Ia dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) dan dapat berkomunikasi dengan baik.
- Koo, penumpang perempuan, mengalami luka di pergelangan tangan kaki dan kepala. Saat ini ia dirawat di Asan Medical Center dan kondisinya stabil.
Bukti Penting dari Kotak Hitam
Pihak yang berwenang telah mengamankan dua kotak hitam (black box) untuk menyelidiki penyebab pasti kecelakaan.
Analisis data dari perangkat tersebut diharapkan memberikan jawaban terkait detik-detik terakhir sebelum tragedi terjadi.
Respon dan Dampak
Insiden ini membuat seluruh aktivitas di Korea Selatan terhenti sementara untuk fokus pada penyebaran informasi terkait kecelakaan Jeju Air.
Media nasional maupun internasional, termasuk The Guardian dan Yonhap, melaporkan bahwa beberapa penumpang sempat menghubungi keluarganya sebelum kejadian terjadi.
Bukti percakapan terakhir ini telah diunggah di berbagai platform media sosial, menambah kesedihan yang dirasakan publik.
Baca Juga : Kecelakaan Tragis Pesawat di Kazakhstan: Fakta dan Informasi Terbaru
Peringatan untuk Keselamatan Penerbangan
Kecelakaan ini menjadi pengingat penting tentang perlunya peningkatan keselamatan penerbangan, terutama dalam kondisi cuaca buruk dan keberadaan ancaman eksternal seperti kawanan burung.
Pemerintah Korea Selatan diharapkan segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang.
Semoga keluarga korban diberikan kekuatan dalam menghadapi kehilangan yang mendalam ini.