Jakarta (Lensagram) — Ribuan buruh dari Aliansi Federasi Serikat Pekerja-Serikat Buruh se-Jakarta menggelar aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta. Mereka secara tegas menuntut agar Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta 2026 dinaikkan menjadi Rp 6 juta.
Alasannya
Para buruh mengklaim bahwa kenaikan UMP di lima tahun terakhir belum mencerminkan kebutuhan hidup layak. Dalam orasinya, mereka menyebut bahwa UMP saat ini — meskipun telah dinaikkan — masih jauh dari angka yang layak untuk bertahan di ibu kota.
Selain itu, mereka juga menyoroti kenaikan biaya hidup di Jakarta yang terus meningkat, dan menilai bahwa kenaikan UMP menjadi Rp 6 juta merupakan angka realistis agar pekerja bisa menutup kebutuhan dasar seperti pangan, perumahan, dan transportasi.
Baca Juga : Dedi Mulyadi Siap Ubah Hidup 1.000 Anak Kurang Mampu — Beasiswa Ini Bukan Biasa!
Aspirasi ke Pemerintah
Lebih jauh, buruh menyatakan keinginannya untuk bertemu langsung dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, guna mendiskusikan tuntutan ini. Mereka berharap audiensi bisa mempercepat pembahasan UMP 2026 dan mencapai kesepakatan yang adil bagi buruh.
Ketua KSPI DKI Jakarta, Winarso, menyebut bahwa pembahasan UMP 2026 sudah berlangsung di meja Dewan Pengupahan Provinsi. Ia pun menegaskan bahwa kesepakatan diharapkan rampung pada akhir November.
Kontroversi Angka Rp 6 Juta
Namun, tuntutan Rp 6 juta ini menimbulkan kontroversi. Pasalnya, menurut hitungan pemerintah, UMP Jakarta 2026 baru akan naik sekitar 6,5%, yang jika dijumlahkan dengan UMP saat ini (Rp 5,396 juta) akan menghasilkan UMP sekitar Rp 5,7 juta.
Dengan demikian, angka Rp 6 juta yang diusulkan buruh jauh di atas proyeksi resmi, sehingga menimbulkan debat panas antara aspirasi buruh dan kalkulasi pemerintah.
Risiko dan Tantangan
Tuntutan besar ini tentu bukan tanpa tantangan. Jika Pemprov DKI Jakarta menyetujui kenaikan hingga Rp 6 juta, beban perusahaan bisa melonjak secara signifikan. Di sisi lain, menolak aspirasi buruh bisa memicu gejolak sosial dan mogok kerja.
Karena itu, banyak pengamat menyarankan agar solusi kenaikan upah minimum dibuat secara bertahap, dengan tetap mempertimbangkan daya saing usaha dan kapasitas finansial perusahaan lokal.
Potensi Dampak
-
Jika berhasil: Buruh Jakarta akan mendapatkan penghasilan yang lebih layak, memperkecil kesenjangan hidup di kota besar.
-
Jika gagal: Potensi mogok kerja, konflik sosial, dan protes besar bisa muncul kembali.
-
Untuk jangka panjang: Keberhasilan kenaikan UMP ini bisa menjadi preseden untuk upah minimum di kota-kota besar lain di Indonesia.
Kesimpulan
Tuntutan buruh agar UMP Jakarta 2026 naik menjadi Rp 6 juta merupakan gebrakan besar dalam pergerakan buruh. Meski realistis di mata pekerja, tuntutan ini jauh di atas proyeksi kenaikan pemerintah. Pertemuan dengan Gubernur Pramono menjadi momen krusial untuk merumuskan solusi yang adil dan berkelanjutan. Jika terwujud, kenaikan ini bisa menjadi kemenangan besar bagi buruh di Jakarta — namun jika gagal, tekanan sosial bisa kembali meningkat.
Baca Juga : BPJS Kesehatan Mau Bebaskan Semua Tunggakan? Ini Kaitannya dengan UUD 1945!
![]()











