Jakarta (Lensagram) – Ramadhan 2025 akan menjadi lebih spesial dengan hadirnya fenomena langka, yaitu Gerhana Bulan Total.
Peristiwa ini terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi menutupi Bulan sepenuhnya.
Fenomena ini hanya bisa terjadi ketika bulan purnama dan posisi ketiga benda langit tersebut sejajar.
Gerhana bulan total memiliki durasi yang cukup lama, mencapai hampir dua jam, jauh lebih panjang dibandingkan gerhana matahari yang hanya berlangsung beberapa menit di lokasi tertentu.
Baca Juga : Indonesia Airlines Baru Siap Beroperasi, Tawarkan Layanan Premium di Penerbangan Komersial
Salah satu ciri khasnya adalah munculnya warna merah pada bulan, yang dikenal sebagai “Blood Moon” .
Warna ini muncul akibat pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi, di mana cahaya biru tersebar lebih banyak, sedangkan cahaya merah mendominasi.
Proses terjadinya Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total terdiri dari beberapa tahap:
✅ Fase Penumbra – Bulan mulai memasuki bayangan penumbra Bumi, tetapi perubahannya tidak terlalu terlihat.
✅ Fase Sebagian – Bulan memasuki bayangan umbra, sehingga sebagian permukaannya menjadi lebih gelap.
✅ Fase Total – Bulan sepenuhnya tertutup umbra, berubah warna menjadi merah tembaga.
✅ Fase Sebagian (Kembali) – Bulan mulai keluar dari bayangan umbra.
✅ Fase Penumbra (Kembali) – Bulan sepenuhnya keluar dari umbra dan kembali ke kondisi normal.
Gerhana Bulan Total vs Gerhana Sebagian dan Penumbra
Tidak semua gerhana bulan merupakan gerhana total. Pada gerhana bulan sebagian , hanya sebagian bulan yang tertutup bayangan umbra Bumi.
Sementara itu, gerhana bulan penumbra hanya membuat bulan tampak sedikit lebih redup tanpa perubahan warna yang signifikan.
Gerhana Bulan Total Maret 2025
Gerhana bulan total selanjutnya akan terjadi pada 13-14 Maret 2025, bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Sayangnya, fenomena ini tidak dapat disaksikan dari Indonesia.
Namun para pengamat di Amerika Utara, sebagian Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan berkesempatan melihatnya secara langsung.
Baca Juga : iPhone 16 Series Belum Kantongi Izin Edar di Indonesia, Apple Masih Proses Sertifikasi
Meski tidak bisa menyaksikannya secara langsung, masyarakat tetap dapat menikmati fenomena ini melalui siaran langsung atau dokumentasi dari berbagai sumber astronomi.
Keajaiban Alam yang Patut Disyukuri
Gerhana bulan total adalah salah satu peristiwa langit yang menarik untuk diamati.
Dengan memahami proses dan karakteristiknya, kita dapat lebih menghargai kebesaran alam semesta.
Selalu Pastikan mengikuti informasi terbaru tentang waktu dan lokasi pengamatan gerhana bulan di daerah Anda!