Jakarta (Lensagram) – Kabar duka menyelimuti SMK 4 Semarang setelah salah satu siswanya, Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO), meninggal dunia dalam insiden penembakan yang melibatkan aparat kepolisian.
Gamma, yang merupakan siswa kelas XI Teknik Mesin, ditembak di bagian pinggul, sementara rekannya mengalami luka tembak di tangan.
Meski sempat dilarikan ke IGD RSUP dr. Kariadi Semarang, nyawa Gamma tidak dapat diselamatkan.
Insiden ini telah menggemparkan banyak pihak, termasuk keluarga korban, teman-temannya di sekolah, serta masyarakat luas yang menganalisis alasan di balik tindakan polisi tersebut.
Kronologi Penembakan
Menurut informasi yang beredar, peristiwa tragis ini terjadi pada dini hari di depan perumahan Paramount Semarang.
Baca Juga : Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, 147 Orang Mengalami Luka Berat.
Kronologi awal menyebutkan bahwa korban terlibat pertarungan dengan petugas polisi.
Namun, keterangan resmi dari pihak kepolisian menyampaikan versi yang berbeda.
Kapolres Semarang, Kombes Irwan Anwar, menyatakan bahwa Gamma diduga sebagai anggota geng “Pojok Punggul” yang sedang terlibat tawuran dengan geng “Seroja.”
Polisi mengaku melakukan tindakan tegas setelah merasa terancam saat mencoba melerai pertarungan kedua kelompok tersebut.
“Anggota polisi melakukan upaya melerai. Namun, situasi memburuk, dan polisi diserang hingga terpaksa mengambil tindakan tegas terhadap korban,” ungkap Kombes Irwan dalam pernyataan resminya pada Senin (25/11).
Namun, klaim ini menimbulkan keraguan di kalangan masyarakat, terutama setelah muncul pernyataan dari pihak keamanan perumahan yang menjadi saksi di lokasi kejadian.
Tahanan dari Saksi Mata
Seorang petugas keamanan perumahan Paramount, yang enggan menyebutkan namanya, memberikan keterangan yang berbeda.
Ia mengungkapkan bahwa tidak ada tanda-tanda tawuran di area tersebut pada malam kejadian.
Menurutnya, pihak keamanan yang bertugas shift malam akan segera mengetahui dan melaporkan jika ada aktivitas mencurigakan atau pengawalan di sekitar perumahan.
“Teman saya yang bertugas shift malam sudah memastikan bahwa tidak ada tawuran di sekitar sini. Kalau memang ada, kami pasti mengetahuinya dan langsung melaporkannya ke pihak terkait,” ujarnya.
Pernyataan Saksi mata ini menjadi sorotan karena bertolak belakang dengan klaim yang disampaikan oleh Kapolres Semarang.
Proses Penyelidikan Masih Berlanjut
Kapolres Semarang, Kombes Irwan Anwar, menegaskan bahwa penyelidikan kasus ini masih berlangsung.
Pihaknya menunggu hasil visum untuk memperjelas fakta dan menentukan penyebab pasti kematian Gamma.
Baca Juga : Kembali Terjadi, Dua Anggota Polri Gugur di Tembak KKB dan Senpi AK-47 Dicuri
“Kami ingin memastikan semua bukti terungkap, termasuk hasil visum korban. Penyelidikan ini akan dilakukan secara transparan,” tambahnya.
Respon Keluarga dan Masyarakat
Keluarga korban dan pihak sekolah SMK 4 Semarang sangat terpukul atas kejadian ini. Mereka menuntut keadilan dan meminta agar kasus ini diselesaikan secara tuntas.
Salah satu teman dekat korban mengungkapkan bahwa Gamma dikenal sebagai siswa yang tidak pernah terlibat dalam kegiatan mencurigakan.
“Gamma anak yang baik, dia tidak pernah ikut-ikutan geng atau tawuran.
Kami semua kaget mendengar berita ini,” ujar seorang siswa yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini juga menjadi perhatian masyarakat luas, terutama terkait prosedur dan etika yang diterapkan aparat kepolisian dalam menangani dugaan aksi tawuran.
Banyak pihak yang meminta polisi menerapkan tindakan yang lebih profesional dan menghindari penggunaan kekuatan yang berlebihan.
Penanganan Kejadian yang Menuai Sorotan
Insiden ini menambah daftar panjang kasus kekerasan yang melibatkan aparat keamanan.
Lembaga perlindungan hak asasi manusia (HAM) di Semarang juga mendesak pemerintah untuk melakukan investigasi independen terhadap kasus ini agar kebenaran dapat terungkap tanpa ada pihak yang dirugikan.
“Kami meminta agar kasus ini tidak hanya diselesaikan secara internal oleh kepolisian, tetapi juga melibatkan lembaga independen.
Ini penting agar keadilan benar-benar ditegakkan,” ungkap salah satu aktivis HAM lokal.
Baca Juga : Peluru Tembus Ke Kabin, KKB Tembak Pesawat Wings Air Saat Mendarat di Dekai
Harapan untuk Keadilan
Kejadian ini telah menciptakan gelombang empati sekaligus kemarahan di tengah masyarakat.
Publik berharap agar aparat penegak hukum dapat mengungkap kebenaran secara transparan dan memberikan keadilan bagi keluarga korban.
Keluarga, pihak sekolah, dan masyarakat kini menantikan perkembangan pencarian serta langkah-langkah yang akan diambil untuk memastikan peristiwa serupa tidak terulang di masa mendatang.