Rumah Pensiunan Presiden Jokowi di Jalan Adi Sucipto, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mulai di bangun dengan peletakan batu pertama.
Camat Colomadu Dwi Susilo Adi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengatakan bahwa peletakan batu pertama dilakukan hari ini secara tertutup.
“Njih (iya). Tadi saya konfirmasi, acara berlangsung sampai dengan jam 9 pagi, terus langsung selesai, kajang (tenda) di bongkar dan dari paspampres dilarang mengambil foto dan drone,” katanya.
Dia mengaku tidak mendapatkan undangan terkait acara tersebut.
“Sepertinya tidak ada yang di undang, sepertinya agenda keluarga calon pemilik rumah,” katanya.
Baca Juga : Kementerian BUMN Mulai Uji Coba Pegawai Kerja 4 Hari Seminggu
Minggu lalu, dia juga meninjau lokasi pembangunan rumah Presiden Jokowi. Dia mengatakan bahwa luas lahan yang akan di bangun sekitar 12.000 m2.
“Jadi dari luar ada info beda yang simpang siur. Memang ada penambahan dari sebelumnya dari seluas 9.000 m2,” katanya.
Dia mengatakan bahwa PT Tunas Jaya Sanur adalah kontraktor atau pengembang pembangunan rumah tersebut.
Pemerintah Pusat sedang membangun rumah untuk Presiden Joko Widodo di Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Rumah ini di berikan sebagai kompensasi setelah Jokowi pensiun dari jabatannya sebagai Presiden.
Saat ini, proses pembersihan lahan untuk pembangunan rumah tersebut masih berlangsung. Keberadaan rumah Presiden Jokowi memberikan efek besar terhadap wilayah Kecamatan Colomadu, Karanganyar, salah satunya adalah peningkatan harga tanah di sekitar lokasi rumah Presiden Jokowi.
Camat Colomadu Dwi Adi Susilo mengungkapkan bahwa tanah di wilayah Colomadu mulai di lirik oleh banyak kalangan, mulai dari pejabat negara, tokoh masyarakat, hingga para investor.
Baca Juga : 80 Ribu Anak di Bawah Usia 10 Tahun Jadi Pemain Judi Online
“Banyak sekali peminat, baik itu pejabat investor, atau pengusaha dari luar. Mereka pingin beli dan tinggal di sini. Itu ada signifikan sekali, dan saya cek, peminat untuk tanah di sekitar Colomadu itu semakin bertambah,” ucapnya.
Hal itu, lanjut Dwi, juga memberikan dampak harga tanah di sekitar lokasi rumah presiden naik drastis. “Harga tanah yang sebelumnya di kisaran harga Rp7 juta sampai Rp10 juta per meter persegi, saat ini sudah mencapai Rp12 juta hingga Rp15 juta per meter persegi,” ujarnya.
Dwi menambahkan bahwa keberadaan rumah Presiden Joko Widodo juga di anggap akan memberikan efek domino kepada masyarakat di wilayah Colomadu.
Menurutnya, “Masyarakat pasti senang karena dengan tinggalnya Pak Jokowi di sini, secara otomatis pembangunan wilayah di Colomadu akan di perhatikan, baik itu pembangunan infrastruktur maupun pembangunan dari sisi sosial ekonomi masyarakat.”