Jakarta (Lensagram) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menaikkan tarif parkir dan Electronic Road Pricing (ERP) secara signifikan mulai pekan ini. Kenaikan ini membuat banyak warga pengguna kendaraan pribadi mengeluh. Namun, di sisi lain, tak sedikit juga yang justru menyambut baik kebijakan ini. Siapa mereka?
Tarif Parkir dan ERP Naik Dua Kali Lipat
Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyatakan bahwa tarif parkir untuk kendaraan roda empat kini mencapai Rp10.000–Rp15.000 per jam, tergantung lokasi. Sementara itu, tarif ERP—yang sebelumnya Rp10.000 per sekali lewat—naik menjadi Rp25.000–Rp30.000, terutama di kawasan padat seperti Sudirman, Thamrin, dan Kuningan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah, menyebut bahwa kenaikan ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan mendorong penggunaan transportasi umum.
“Kami ingin masyarakat beralih ke transportasi publik. Ini bagian dari strategi jangka panjang pengendalian lalu lintas,” ujarnya.
Keluhan Masyarakat: Terasa Berat di Kantong
Banyak pengguna kendaraan pribadi merasa terbebani. “Sudah bayar pajak, sekarang harus bayar mahal cuma buat parkir. Belum lagi ERP kalau lewat pusat kota,” ujar Budi, seorang pekerja kantoran di Jakarta Selatan.
Keluhan serupa juga ramai di media sosial, dengan tagar seperti #TarifParkirNaik dan #ERPJakarta menjadi trending di X (sebelumnya Twitter).
Baca Juga : Jakarta Minim Sawah, Tapi Harga Beras Tetap Stabil Ini Kata Pramono!
Tapi Kok Ada yang Senang?
Menariknya, para pengguna transportasi umum, aktivis lingkungan, dan pengusaha transportasi online justru menyambut baik kebijakan ini.
Lusi, pengguna Transjakarta harian, mengaku senang. “Sekarang jalanan lebih lancar. Saya bisa sampai kantor lebih cepat dari biasanya,” katanya.
Sementara itu, pengemudi ojek online seperti Bayu juga ikut merasa diuntungkan. “Orderan naik, karena orang-orang jadi malas bawa mobil sendiri,” ujarnya.
Langkah Lanjutan: Perluasan Transportasi Massal
Pemerintah memastikan bahwa peningkatan tarif ini diimbangi dengan perbaikan layanan transportasi publik. Beberapa jalur Transjakarta akan diperluas, dan rencana integrasi dengan MRT dan LRT akan dipercepat.
“Kalau transportasi umum makin nyaman dan murah, saya rasa banyak orang akan beralih,” kata Dina, mahasiswa yang setiap hari naik MRT.
Kesimpulan:
Kebijakan kenaikan tarif parkir dan ERP ini menuai pro dan kontra. Tapi di balik keluhan, ada juga harapan. Dengan penguatan sistem transportasi publik, Jakarta diharapkan bisa menjadi kota yang lebih tertib dan bebas macet.
Baca Juga : Uang BSU Sudah Siap Cair, Tapi 330 Ribu Pekerja Bisa Gagal Dapat! Ini Penyebabnya!