Jakarta (Lensagram) — Pemerintah pusat mendadak meningkatkan kebutuhan ahli gizi dalam jumlah besar. Keputusan ini langsung menarik perhatian publik, terutama karena kenaikannya terjadi cukup cepat di berbagai kementerian dan lembaga. Meski demikian, pemerintah akhirnya memberikan penjelasan mengenai alasan sebenarnya di balik kebutuhan tersebut.
Menurut keterangan resmi Tim Koordinasi Lintas Kementerian/Lembaga (K/L), peningkatan kebutuhan ahli gizi berkaitan langsung dengan program percepatan penanganan masalah gizi masyarakat dan implementasi standar layanan kesehatan sekolah (SLHS) yang sedang digenjot sejak awal tahun. Program ini disebut sebagai langkah strategis untuk menekan angka malnutrisi dan memperbaiki kesehatan anak secara nasional.
“Selama ini kita fokus pada infrastruktur, tetapi kesehatan gizi anak dan remaja masih memerlukan perhatian serius. Karena itu, kami membutuhkan lebih banyak ahli gizi untuk terjun langsung ke lapangan,” ujar salah satu pejabat Tim Koordinasi.
Baca Juga : Pramono Tegas! 673 Kepsek Dipanggil: ‘Tidak Ada Lagi Bullying di Sekolah Jakarta!
Selain itu, pemerintah mengungkapkan bahwa kebutuhan ahli gizi meningkat karena lonjakan kasus malnutrisi moderat serta risiko MBG (Masalah Buah Gizi) yang ditemukan di beberapa wilayah. Oleh sebab itu, tenaga ahli harus ditempatkan di puskesmas, sekolah, rumah sakit daerah, hingga pos pelayanan gizi masyarakat.
Pemerintah juga menilai bahwa keberadaan ahli gizi sangat penting untuk memastikan bahwa program makanan sehat di sekolah berjalan sesuai standar SLHS. Dengan kata lain, ahli gizi bertugas mengawasi menu, memberikan edukasi, serta membantu sekolah menurunkan risiko stunting sejak dini.
Lebih lanjut, Tim Koordinasi Lintas K/L menegaskan bahwa rekrutmen besar-besaran ini bukan langkah sementara. Pemerintah berencana menjadikan tenaga gizi sebagai bagian dari reformasi layanan kesehatan dasar yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Jika kita ingin menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif, maka peran ahli gizi tidak bisa lagi dipandang sebagai pelengkap. Mereka adalah garda terdepan,” tambahnya.
Dengan kebijakan ini, pemerintah berharap dapat mempercepat perbaikan kualitas gizi masyarakat serta meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya pola makan seimbang. Program ini juga diyakini akan berdampak besar pada kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang.
Baca Juga : Pramono Bongkar Fakta Mengejutkan di Balik Turunnya Angka Pengangguran Jakarta!
![]()












