Jakarta (Lensagram) – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, kembali mengguncang publik dengan langkah beraninya. Kali ini, ia menargetkan rebranding total Bank DKI dan membawa bank milik daerah itu melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2026.
Dalam pernyataannya pada Senin, 23 Juni 2025, Pramono mengungkap rencana besar yang mencakup perubahan nama, identitas visual, model bisnis, serta transformasi digital Bank DKI.
Pramono Dorong Bank DKI Naik Kelas
Pramono menyatakan komitmennya untuk menjadikan Bank DKI sebagai bank modern yang adaptif dan kompetitif. Ia tidak ingin Bank DKI hanya bertahan di level lokal, tetapi mampu bersaing secara nasional bahkan internasional.
“Kami ingin Bank DKI tampil lebih kuat, lebih profesional, dan siap bersaing di bursa. Ganti nama hanya simbol, yang utama adalah transformasinya,” tegas Pramono saat konferensi pers di Balai Kota.
Baca Juga : ASN Kini Boleh WFA? Ini Alasan Mereka Tak Lagi Peduli Lokasi Kerja!
Pemprov DKI Siapkan Bank DKI Masuk Bursa
Pemprov DKI langsung menggerakkan tim untuk mempersiapkan IPO. Pramono mengarahkan audit internal, merestrukturisasi manajemen, serta mendorong digitalisasi layanan. Ia menilai langkah ini akan meningkatkan transparansi, efisiensi, dan nilai BUMD di mata publik.
Dengan target IPO 2026, Pramono ingin memastikan Bank DKI memenuhi semua standar pasar modal.
Modernisasi dan Digitalisasi Jadi Kunci
Rebranding Bank DKI juga dibarengi dengan digitalisasi besar-besaran. Layanan mobile banking, fitur perbankan berbasis AI, dan peningkatan keamanan siber menjadi bagian dari roadmap transformasi yang dirancang.
“Kami tidak ingin Bank DKI hanya jadi bank lokal. Kita dorong supaya menjadi pemain nasional, bahkan regional. Ini soal keberanian dan visi jangka panjang,” tegas Pramono.
Respon Ekonomi dan Publik
Langkah ini mendapat berbagai tanggapan dari pelaku industri perbankan. Beberapa ekonom menilai strategi ini sangat berani, namun penuh potensi.
Pengamat ekonomi dari UI, Dita Sasmita, menyebut bahwa IPO bisa menjadi cara jitu mendorong efisiensi dan akuntabilitas. Namun, ia mengingatkan agar prosesnya tetap hati-hati dan transparan.
“Kalau berhasil, ini bisa jadi benchmark BUMD lain di Indonesia,” katanya.
Kesimpulan
Strategi rebranding Bank DKI yang digagas Pramono Anung menjadi sorotan publik. Dengan target IPO 2026 dan transformasi total dari sisi layanan, sistem, hingga identitas, Bank DKI tengah dipersiapkan untuk level permainan yang jauh lebih tinggi. Apakah langkah ini akan sukses? Waktu yang akan menjawab.