Desa Kanekes Suku Baduy memberikan sentuhan unik pada durian, terkenal dengan aroma dan rasa manis khasnya, dan durian terenak dapat ditemukan di desa tersebut.
Durian terenak dapat ditemukan di Desa Kanekes, Suku Baduy. Desa Kanekes menjadi destinasi kuliner yang sangat menarik bagi pecinta durian.
Mang sarja seorang penjual atau pengepul durian asli Suku Baduy menjadi figur utama dalam menjaga keunikan durian liar di Desa Kanekes, Suku Baduy.
Warga Desa Kanekes menjual durian liar dengan harga berkisar antara 35 ribu hingga 75 ribu, tergantung pada ukuran dan kualitasnya. Mereka melaksanakan panen durian dua kali setahun, dan hasilnya luar biasa, mencapai puluhan ribu durian per hari jika cuaca mendukung.
Durian Suku Baduy memiliki rasa manis yang khas dan tidak tebal seperti durian musang king atau durian montong. Rasa manis dan kelezatan durian Baduy bahkan belum terkalahkan oleh durian asli Malaysia.
Sebelum panen, petani di sini melakukan ritual tulak bala dan selametan untuk mendapatkan perlindungan.
Durian asli Suku Baduy bukan hanya sekedar buah, melainkan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya kehidupan masyarakat Baduy.
Setiap pengangkutan durian dari hutan ke desa biasanya warga memikul hingga 50 kg hingga 80 kg sekali jalan.
Dari hasil penjualan durian Mang sarja mampu meraih pendapatan sekitar 200-300 ribu perhari dengan system hitungan perbutir.
Minat terhadap durian asli Baduy berkembang pesat, terutama daerah sekitar cilegon, serang, dan bogor. Pembeli atau peminat durian biasanya dating ketika musim durian tiba di Suku Baduy, menambah kepopuleran dan daya Tarik dari buah durian khas Baduy yang manis dan lezat.
Baca Juga : Bolehkah Poligami Dalam Perkawinan di Desa Kenakes Suku Baduy ?
Tonton selengkapnya di Youtube Lensagram :