Jakarta (Lensagram) – Saat banyak program pengentasan kemiskinan fokus pada bantuan tunai atau subsidi, ternyata ada satu strategi yang diam-diam terbukti ampuh memutus mata rantai kemiskinan: pendidikan alternatif berbasis komunitas, yakni Sekolah Rakyat.
Program ini bukan sekolah formal biasa, melainkan ruang belajar gratis yang dibangun oleh masyarakat, untuk masyarakat. Dengan sistem yang fleksibel dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, Sekolah Rakyat hadir sebagai jembatan harapan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Pendidikan Aksesibel, Solusi Nyata di Akar Permasalahan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat, setidaknya ada lebih dari 200 Sekolah Rakyat yang aktif beroperasi di berbagai pelosok Indonesia. Mulai dari daerah terpencil di Kalimantan hingga kawasan padat penduduk di Jakarta Utara.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dalam pernyataan resminya mengatakan:
“Memberi uang bisa membantu sementara, tapi memberi pendidikan akan membuka jalan keluar permanen dari kemiskinan. Sekolah Rakyat adalah solusi jangka panjang yang menjangkau mereka yang tak terjangkau sistem formal.”
Baca Juga : Warga Muara Angke Dilarang Ambil Air Tanah, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Bawah Permukaan?
Dijalankan oleh Relawan dan Tokoh Lokal
Yang membuat Sekolah Rakyat berbeda adalah pengelolaannya yang dilakukan oleh relawan, tokoh masyarakat, dan guru-guru lokal. Mereka tak hanya mengajar baca-tulis, tetapi juga nilai-nilai hidup, keterampilan praktis, bahkan pelatihan kewirausahaan kecil.
Salah satu pengajar di Sekolah Rakyat Ciliwung, Bu Yuli, menuturkan:
“Kami tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga praktik. Anak-anak belajar berkebun, berdagang kecil-kecilan, dan menabung. Mereka belajar bertahan dan berkembang.”
Bukti Nyata: Lulusan Sekolah Rakyat Sukses Bangkit
Salah satu contoh sukses datang dari Arif (22), lulusan Sekolah Rakyat di daerah Bantul, Yogyakarta. Kini, ia menjalankan usaha sablon digital yang mampu menggaji lima orang pegawai.
“Saya dulu hampir putus sekolah. Tapi di Sekolah Rakyat, saya merasa dihargai dan didorong untuk punya mimpi. Sekarang saya bisa bantu keluarga dan buka lapangan kerja,” ujarnya.
Pemerintah Didorong Dukung Lebih Banyak Program Serupa
DPR RI dan beberapa LSM kini mendorong pemerintah untuk memberikan insentif dan legalitas bagi Sekolah Rakyat, agar semakin banyak masyarakat yang bisa mendapat akses pendidikan inklusif.
Jika program ini mendapat dukungan luas, Indonesia bukan hanya mengurangi angka kemiskinan, tetapi juga meningkatkan kualitas generasi mendatang secara merata.
Kesimpulan
Pemberantasan kemiskinan tak selalu harus lewat uang. Dengan membuka akses pendidikan yang relevan, gratis, dan inklusif, Sekolah Rakyat telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa datang dari langkah kecil yang konsisten.
Pendidikan bukan biaya, tapi investasi masa depan bangsa.
Baca Juga : 20.000 Jemaah Haji Tak Dapat Makan?! BPKH Akhirnya Buka Dompet, Ada Apa?