Petani mina padi di Desa Grugu Kawunganten, Pak Jeje yang bertani dengan air laut menjadi sorotan dengan usahanya yang mencakup tambak udang, tambak mujair, dan mina padi. Menariknya, minat warga desa terpicu oleh aktivitasnya peternak udang yang umum di Kawunganten. Pak Jeje rutin memasukan ikan bandeng, ikan tawes, dan ikan mujair di sawahnya.
Meskipun awalnya kurang minat menanam padi dan adanya survei oleh PPL, konsep menanam padi dengan air asin memicu ketertarikan sehingga kelompok petani mulai menerapkan di wilayah sawah.
Rasio tanaman dan ikan mencapai 1 hektar lahan untuk 10 ribu bibit udang dan kurang dari 10 ribu bibit ikan. Budidaya udang memakan waktu sekitar 4-5 bulan, dan dapat lebih cepat jika di beri pakan.
Pak Jeje menghadapi kendala awal, terutama dari petani yang belum memiliki empang, dan terkadang mengalami pencurian ikan atau tanaman.
“kendalanya banyak, terutama karena banyak orang sekitar yang tidak memiliki empang. meilihat ikan dan tanaman milik orang lain sering kali menimbulkan keinginan untuk mengambilnya, terutama saat malam yang sepi di mana resiko pencurian menjadi lebih tinggi,” ungkap Pak Jeje.
Pak Jeje menekankan perlunya perhatian lebih terhadap orang-orang kecil di desa, memastikan dukungan dan perlindungan yang cukup dari pemerintah.
“ya buat para menteri dan pegawai di atas untuk lebih memperhatikan orang kecil di desa-desa,” Ungkapnya sambil tertawa.
Baca Juga : Perjuangan nelayan kecil untuk bertahan hidup ditengah naiknnya BBM
Selengkapnya Nonton di Youtube Lensagram :