Pak Rudi seorang pemburu gurita yang berpengalaman, menceritakan Petualangan menemui ikan paling beracun di dunia, momen sulit dalam kesehariannya. Salah satu pengalaman buruknya adalah pernah menginjak ikan gepo pada malam hari, yang sisiknya menyerupai karang dan menyebabkan rasa sakit yang teramat dalam sampai ke hulu hati.
“pas saya lagi lempar jala kan ga keliatan namanya juga malam, ya ke injek. Ikan si, tapi ikannya jarang jalan dia mah diem. Ikan gepo namanya ikan paling sadis itu disini. Langsung minggir ga kuat sakitnya sampe ke uluh hati.” ujar Pak Rudi.
Meskipun menghadapi tantangan, Pak Rudi tetap setia dengan pekerjaanya. Sehari-harinya ia mampu mendapatkan 50-60 ribu rupiah tergantung cuaca ketika ia sedang memancing gurita hasil tangkapannya, yang biasanya berisi 10-15 ekor gurita.
Cuaca angin barat tidak mempengaruhi aktivitasnya, namun kejernihan dan ketenangan air laut menjadi faktor penentu. Jika air kotor upaya mencari gurita menjadi sulit bahkan tidak bisa sama sekali.
“saya sudah menjadi bagian dari laut. Ombak besar dan badai laut sudah menjadi kebiasaan saya, hampir setiap hari saya ngerasain itu,” ujar Pak Rudi.
Dengan sederhana Pak Rudi menggunakan alat tradisonal untuk menangkap gurita, hanya menggunakan bambu dan umpan kepiting yang ia ambil dari kali atau sungai. Hasil tangkapannya biasanya dijual kepada pemborong yang mengapresiasikan hasil jeri payahnya.
Pak Rudi tekun memancing gurita sejak kecil dan tetap menikmati dan menjalani pekerjaannya berkat keberadaannya di pesisir pantai.
“mulai paling jam 7 sampai jam 10-111 siang, tergantung airnya naik apa ngganya, kalau sudah naik airnya baru udahan.” kata Pak Rudi.
Pak Rudi tidak memiliki harapan lebih kepada pemerintah terkait profesi yang ia jalani saat ini.
“ ah biasa-biasa aja si ngga ada harapan, cuma kita mah mengharap sama gusti Allah aja yang ngatur gitu “. ucap Pak Rudi sambil tersenyum.
Baca Juga : Ahli Sadap Yang Akhirnya Jatuh Dalam Melaksanakan Tugas
Tonton Selengkapnya di Youtube Lensagram :