Pak Sakun, seorang pekerja penyadap nira kelapa dari Desa Jeruklegi seorang Ahli Sadap yang Akhirnya Jatuh dalam Menjalani Tugasnya. Ia telah berdedikasi dalam pekerjaannya sejak tahun 1984. Setiap hari, Pak Sakun memperoleh 7-8 kilogram gula merah dari 19 pohon kelapa.
Dalam menjalankan profesi ini Pak Sakun sendiri pernah mengalami insiden tragis jatuh dari pohon setinggi 7 meter, yang membuatnya berhenti bekerja selama 3-4 bulan.
“Ya dulu pernah jatuh 7 meter, tapi karena mungkin saya skill nya jadi tukang sadap jadi saya tetap lanjutin. Waktu saya manjat jam 3 sore, saya mau ambil pelepah garing pas mau turun gatau kenapa kakinya sudah lepas semua. Tidak ingat apa-apa, tau-tau saya sudah ada di kasur aja”. ucap Pak Sakun.
Dalam pembicaraannya tentang gula, Pak Sakun menyoroti perbedaan antara gula alami yang dihasilkan dengan gula yang menggunakan bahan kimia. Meski gula kimia terlihat lebih cantik, rasanya jauh berbeda dengan gula alami.
“ ya kalau gula yang buatan itu tetap kalau di bandingkan kelihatan lebih bagus dari pada gula saya, tapi rasanya berbeda. Kasian sama orang-orang yang makan, kesehatannya itu loh,” Kata Pak Sakun.
Pak Sakun menjelaskan proses panjang untuk menghasilkan gula merah, dari penyadapannya hingga proses penyetakan yang memakan waktu. Kendala cuaca juga mempengaruhi hasil akhir dari pembuatan gula.
“cuaca yang baik akan menghasilkan air nira yang melimpah, sementara cuaca panas dapat membuat rasa asam, dan terkadang pencetakan gula merah juga bisa tidak berhasil, “ kata Pak Sakun.
Harapan Pak Sakun kepada pemerintah untuk lebih adil lagi dalam memberikan bantuan kepada rakyat kecil. Walaupun Pak Sakun pernah sekali mendapatkan bantuan dari pengajuan pengembangan gula merah.
“alhamdulillah pernah dapat bantuan dari pemerintah sekali waktu pengajuan pengembangan gula merah ya 1 juta 200, hanya itu saja dari dulu mengajukan sendiri”. Ujar Pak Sakun
Baca Juga : Bertani dengan air laut
Selengkapnya Tonton di Youtube Lensagram :