Jakarta (Lensagram) — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencetak rekor. Menurut pernyataan Prabowo Subianto, hingga akhir November 2025 sudah lebih dari 44 juta penerima manfaat menerima MBG di seluruh Indonesia. Sementara itu, total porsi makanan yang telah diproduksi dan dibagikan mencapai lebih dari 2 miliar porsi.
Kenapa Angka Bisa Segede Itu?
Pertama, cakupan penerima MBG sangat luas. Program ini menargetkan ibu hamil, balita, anak usia dini, dan siswa sekolah, sehingga basis penerimanya mencakup jutaan keluarga di seluruh provinsi.
Selain itu, distribusi dilakukan melalui banyak dapur maupun unit layanan gizi di seluruh daerah — sehingga akses ke makanan bergizi bisa cepat dan merata.
Kedua, intensitas pelaksanaan sungguh masif. MBG berjalan sejak awal tahun 2025, dengan jeda waktu pendek antara produksi dan distribusi. Hal ini membuat akumulasi porsi makanan bisa cepat menumpuk hingga angka miliaran.
Dengan demikian, meskipun target awal mungkin lebih rendah, realisasi di lapangan melampaui ekspektasi — menunjukkan bahwa logistik dan koordinasi
berjalan dengan baik.
Baca Juga : Foto-Foto Memilukan! Begini Kondisi Sumatera Setelah Banjir Bandang dan Longsor Menghantam
Dampak Positif yang Diharapkan
Dengan skala sebesar ini, MBG berpotensi membawa perubahan signifikan dalam hal gizi dan kesejahteraan. Anak-anak dan ibu hamil dari keluarga kurang mampu bisa mendapatkan akses makan bergizi, yang seharusnya membantu menurunkan risiko stunting dan kekurangan gizi.
Lebih jauh, pemerataan akses makanan dapat mengurangi ketimpangan gizi antar wilayah di Indonesia — terutama di daerah terpencil.
Tantangan & Poin Pengawasan
Meski demikian, skala besar juga menuntut kualitas dan kehati-hatian ketat. Pelaksanaan distribusi dan persiapan makanan harus tetap memperhatikan hygiene dan standar gizi agar manfaat bisa maksimal.
Mengingat jumlah penerima dan porsi besar yang terlibat, pengawasan ketat dari pengelola program menjadi kunci agar tidak muncul masalah seperti distribusi terlambat atau kualitas makanan menurun.
Kesimpulan
Tidak berlebihan jika pencapaian 2 miliar porsi untuk 44 juta penerima MBG disebut sebagai prestasi besar. Keberhasilan ini tidak muncul begitu saja — melainkan hasil dari perencanaan, koordinasi, dan pelaksanaan masif di lapangan. Jika terus dijaga kualitas dan distribusinya, MBG bisa menjadi lompatan penting bagi perbaikan gizi masyarakat Indonesia.
Baca Juga : Suasana Mencekam di Pluit! Antrean BLT Rp 900 Ribu Bikin Warga Saling Dorong
![]()











