Jakarta ( Lensagram ) –Suasana di salah satu SMP swasta di Depok tampak padat sejak pagi hari, Selasa, 1 Juli 2025. Ratusan orang tua dan calon siswa datang lebih awal dan langsung mengantre panjang untuk mengikuti pendaftaran sekolah gratis. Sekilas, antrean ini tampak seperti antrean bantuan sosial, tetapi faktanya, warga berebut mendaftar di sekolah ini karena kualitas dan biaya pendidikan yang ditanggung penuh.
Pendaftaran Dibuka, Warga Langsung Serbu
Pihak sekolah membuka pendaftaran sejak pagi, dan warga pun langsung memenuhi halaman sekolah. Banyak orang tua datang sejak subuh demi mendapatkan nomor antrean lebih awal. Beberapa bahkan sudah berada di lokasi sebelum pukul 05.00 WIB.
“Saya datang jam empat pagi. Kalau telat, takut nggak kebagian kuota,” ujar Rani, warga Pancoran Mas, Depok.
Sekolah Gratis, Kualitas Bagus: Ini Alasan Warga Berebut
Warga menyerbu sekolah ini karena meskipun berstatus swasta, pihak sekolah membebaskan seluruh biaya pendidikan. Program ini berjalan berkat kerja sama antara Pemerintah Kota Depok dan yayasan pendidikan swasta. Selain gratis, sekolah juga memiliki kualitas pengajaran yang baik serta fasilitas yang memadai.
Baca Juga : Tiba di Monas Naik Maung Putih, Aksi Prabowo di HUT Bhayangkara Bikin Publik Terpana!
Kapasitas Terbatas, Antrean Terus Bertambah
Sayangnya, sekolah hanya menerima 150 siswa baru, sementara jumlah pendaftar melampaui 500 orang dalam satu hari. Akibatnya, pihak sekolah harus membatasi dan menyeleksi pendaftaran secara ketat agar proses berjalan adil dan efisien.
“Kami tidak menyangka antusiasme sebesar ini. Kami akan seleksi sesuai prioritas dan kapasitas,” jelas Kepala Sekolah.
Masyarakat Minta Program Diperluas
Melihat tingginya minat, sejumlah warga dan tokoh masyarakat meminta pemerintah memperluas program sekolah gratis ini ke wilayah lain. Mereka menilai program ini sangat membantu keluarga berpenghasilan rendah, terutama di tengah beban ekonomi pascapandemi dan harga kebutuhan pokok yang masih tinggi.
Kesimpulan
Antrean panjang di SMP swasta gratis ini menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan berkualitas dan terjangkau. Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mereplikasi program serupa di lebih banyak sekolah agar akses pendidikan merata dan tidak lagi membebani masyarakat berpenghasilan rendah.
Baca Juga : Bukan Polusi? BMKG Bongkar Fakta Mengejutkan di Balik Kabut Jakarta!