Jakarta ( Lensagram ) — Polemik soal jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (rombel) kembali memanas. Sebuah video viral memperlihatkan kondisi kelas di salah satu sekolah negeri di Jawa Barat yang dijejali hingga 50 siswa dalam satu ruangan. Kondisi ini menuai kritik tajam, termasuk dari Athalia Kamil.
Menanggapi hal itu, Anggota DPR RI sekaligus mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, akhirnya angkat bicara. Dalam keterangannya, Dedi mengungkap fakta mengejutkan soal kurangnya pembangunan sekolah di Jawa Barat sejak tahun 2020.
Dedi Mulyadi: “Kami Terpaksa!”
Menurut Dedi, penumpukan siswa dalam satu kelas bukanlah pilihan, melainkan kondisi darurat akibat minimnya pembangunan unit sekolah baru di Jawa Barat dalam lima tahun terakhir.
“Kami terpaksa menampung lebih dari 40 bahkan hingga 50 siswa dalam satu kelas karena ruang belajar yang tersedia sangat terbatas,” ujar Dedi kepada awak media.
Ia juga menyebut bahwa permintaan pembangunan sekolah sebenarnya sudah diajukan berulang kali, namun realisasi anggarannya belum terpenuhi secara maksimal.
Baca Juga : Prabowo Umumkan Libur Nasional Mendadak! Warga Antusias, Ini Alasannya!
Minimnya Sekolah Baru Jadi Akar Masalah
Berdasarkan data yang dibagikan Dedi, sejak tahun 2020, pembangunan sekolah negeri di berbagai wilayah Jawa Barat mengalami stagnasi. Banyak sekolah yang akhirnya terpaksa menerima lebih banyak siswa dari kapasitas ideal.
“Idealnya, satu kelas itu cukup 32 siswa. Tapi faktanya, sekolah-sekolah di Jabar tidak sanggup menampung lonjakan jumlah peserta didik,” tambahnya.
Hal ini tentu berdampak pada kualitas proses belajar mengajar. Guru kewalahan, dan siswa tidak bisa mendapatkan perhatian maksimal di dalam kelas yang padat.
Seruan untuk Pemerintah Provinsi
Dedi mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera menyusun program pembangunan unit sekolah baru, khususnya di wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi seperti Bekasi, Depok, dan Bandung.
“Jangan hanya bicara mutu pendidikan, tapi sarana dan prasarananya juga harus jadi prioritas. Kalau kelasnya sesak, pendidikan tidak akan optimal,” tegasnya.
Masyarakat Mulai Bersikap Kritis
Fenomena 50 siswa dalam satu kelas mendapat banyak sorotan dari orang tua murid dan netizen. Banyak yang mempertanyakan ke mana arah kebijakan pendidikan daerah selama ini.
Dedi pun berharap semua pihak, termasuk DPRD, Dinas Pendidikan, hingga pemerintah pusat, bisa bersinergi untuk menyelesaikan persoalan mendasar ini.
Kesimpulan
Kondisi 50 siswa dalam satu kelas bukan hanya persoalan teknis, tapi mencerminkan kurangnya perhatian terhadap pembangunan sekolah. Dedi Mulyadi secara terbuka membongkar fakta yang selama ini jarang diungkap ke publik. Saatnya pemerintah dan masyarakat bersatu untuk memperjuangkan akses pendidikan yang layak dan merata di Jawa Barat.
Baca Juga : Bukan Cuma Evakuasi, Ini yang Diam-Diam Dikejar KAI Setelah Insiden Kereta!