Jakarta (Lensagram) — Data terkini dari BNPB menunjukkan bahwa paling sedikit 326 fasilitas pendidikan di wilayah Sumatera rusak berat akibat banjir besar dan longsor yang melanda beberapa provinsi.
Akibat kerusakan ini, ratusan sekolah terpaksa ditutup sementara. Imbasnya, proses belajar-mengajar di banyak daerah pari terhenti, memaksa siswa dan guru mencari solusi darurat.
Dampak Luas: Sekolah, Rumah, dan Infrastruktur Publik Rusak
Selain fasilitas pendidikan, bencana ini juga menyeret rumah warga dan berbagai sarana publik. Hingga saat ini, dilaporkan ribuan rumah rusak, ratusan jembatan, rumah ibadah, dan fasilitas umum lainnya ikut terdampak.
Sebagai contoh: banyak jembatan penghubung desa runtuh, sehingga akses menuju sekolah dan pusat layanan menjadi terputus. Hal ini makin memperburuk situasi dan memperlambat distribusi bantuan.
Baca Juga :Geger! UMP Jakarta 2026 Bakal Tembus Rp 6 Juta? Pramono Bongkar Fakta Mengejutkan!
Warga Terdampak, Pendidikan Terhenti
Bagi keluarga di daerah terdampak, kerusakan sekolah bukan sekadar kehilangan gedung. Banyak anak yang kini terpaksa menunda pendidikan, sementara orang tua bingung bagaimana melanjutkan pembelajaran.
Kurangnya akses, risiko banjir susulan, dan kerusakan fasilitas membuat proses pemulihan butuh waktu. Sementara itu, dampak psikososial dan ketidakpastian pendidikan bagi siswa menjadi beban baru.
BNPB: Data Terus Berubah, Butuh Aksi Cepat
BNPB menegaskan bahwa data kerusakan terus diperbarui seiring tim rescue dan penilaian di lapangan bekerja. “Situasinya sangat dinamis,” tulis laporan resmi BNPB.
Mengingat banyak sekolah yang rusak total, BNPB bersama pemerintah daerah dan komunitas lokal diimbau segera menginisiasi perbaikan darurat dan penyediaan alternatif pembelajaran agar anak-anak tidak tertinggal.
Harapan dan Panggilan untuk Bertindak
Kondisi ini menjadi alarm keras bagi semua pihak — pemerintah, masyarakat, dan lembaga kemanusiaan — agar menanggapi dengan serius. Sekolah bukan hanya bangunan: mereka adalah pusat harapan generasi muda.
Oleh sebab itu, dibutuhkan koordinasi cepat: pendataan kerusakan, dana pemulihan, dan juga solusi sementara agar pendidikan tetap berjalan. Jika dibiarkan lama, dampak pada masa depan anak-anak bisa besar.
Kesimpulan
Banjir besar dan longsor di Sumatera tidak hanya merenggut nyawa dan rumah — tetapi juga masa depan generasi melalui rusaknya fasilitas pendidikan. Data terbaru BNPB menunjukkan 326 sekolah terimbas. Kini tugas kita bersama: memastikan agar pendidikan tetap hidup, meskipun gedung telah porak-poranda.
Baca Juga : Nataru Makin Dekat! Apa yang Ditemukan BMKG hingga Kemenhub Diminta Bergerak Cepat?
![]()











