Jakarta (Lesagram) — Seiring dengan masuknya tahun 2026, banyak masyarakat bertanya-tanya: apakah tarif listrik akan naik, turun, atau tetap? Berikut uraian lengkap dari perkembangan terkini serta penjelasan dari para ekonom — yang hasilnya bisa mengejutkan banyak orang.
Apa Kata Pemerintah: Subsidi Meningkat, Tarif Kemungkinan Dipertahankan
-
Pemerintah telah menetapkan bahwa untuk tahun 2026, subsidi listrik akan dinaikkan menjadi sekitar Rp 101,72 triliun. Angka ini meningkat signifikan dari subsidi listrik tahun 2025.
-
Menurut pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), alokasi subsidi lebih besar dilakukan karena jumlah pelanggan yang layak subsidi diperkirakan meningkat.
-
Meski subsidi meningkat, pemerintah tampaknya memprioritaskan agar tarif listrik — terutama untuk golongan subsidi dan pelanggan rumah tangga — tetap terjangkau. Sebelumnya, untuk tahun 2025 pada triwulan terakhir, tarif listrik diputuskan tetap tidak naik agar daya beli masyarakat terjaga.
Dengan kata lain: peningkatan subsidi listrik bukan berarti otomatis tarif naik — subsidi justru disiapkan agar listrik tetap murah bagi masyarakat yang memerlukan.
Baca Juga : Waspada Macet Parah! Polisi Siapkan Rute Rahasia Jelang Demo Besar 6 Desember
Mengapa Banyak Orang Memperkirakan Tarif Bisa Naik
Beberapa faktor membuat publik memperkirakan kemungkinan kenaikan tarif listrik di 2026, antara lain:
-
Biaya produksi listrik di Indonesia meningkat — biaya pembangkitan berbasis batu bara dan operasional pabrik listrik makin tinggi.
-
Situasi ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah, harga minyak global (ICP), inflasi, dan harga batu bara acuan (HBA) cenderung fluktuatif — kondisi yang biasanya mempengaruhi tarif listrik jika subsidi tidak cukup menutup biaya.
-
Karena alasan tersebut, sebagian ekonom dan pengamat kebijakan publik memperingatkan bahwa meskipun subsidi dinaikkan, ada risiko “salah sasaran”: subsidi bisa dinikmati oleh kelompok menengah-atas alih-alih masyarakat miskin.
Pendapat Ekonom: Hati-Hati terhadap Efektivitas & Sasaran Subsidi
-
Menurut sejumlah ekonom, peningkatan subsidi listrik 2026 memang bisa membantu menjaga tarif agar tetap stabil, terutama bagi rumah tangga dengan daya rendah. Namun, mereka juga memperingatkan bahwa jika distribusi subsidi tidak tepat sasaran, beban anggaran bisa besar tanpa efektif meringankan beban masyarakat miskin.
-
Beberapa pihak juga menekankan pentingnya efisiensi dalam produksi listrik, dan dorongan ke energi terbarukan sebagai solusi jangka panjang agar negara tidak terus-menerus membebani anggaran subsidi.
Kesimpulan: Kemungkinan Tarif Listrik 2026 — Stabil dengan Bantuan Subsidi, Tapi Waspadai Risiko
Berdasarkan data dan kebijakan saat ini:
-
Peluang besar bahwa tarif listrik bagi pelanggan bersubsidi atau rumah tangga mampu tetap stabil (tidak naik) di 2026, berkat peningkatan subsidi.
-
Namun, bagi pelanggan non-subsidi atau industri, perubahan tarif masih bisa dipengaruhi oleh faktor ekonomi makro dan biaya produksi — sehingga tidak bisa dipastikan sama untuk semua golongan.
-
Intinya: subsidi dinaikkan agar listrik tetap terjangkau — dengan catatan distribusi subsidi harus tepat sasaran dan efisiensi energi terus ditingkatkan.
Baca Juga : Masuk ke Lokasi Banjir dan Longsor, Prabowo Temukan Hal yang Tak Disangka!
![]()











