Jakarta (Lensagram) — Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta pada tahun 2025 belum mampu memberikan rasa aman bagi banyak buruh. Pasalnya, biaya hidup di ibu kota terus melonjak, sehingga tambahan upah tersebut terasa cepat habis untuk kebutuhan sehari-hari.
Sejumlah buruh mengungkapkan bahwa kenaikan UMP memang memberi harapan. Namun demikian, harapan itu tidak bertahan lama karena harga kebutuhan pokok, sewa hunian, dan transportasi juga ikut naik. Akibatnya, daya beli buruh tetap tertekan.
“Gaji naik, tapi pengeluaran naik lebih cepat. Pada akhirnya, kondisi kami tidak banyak berubah,” ujar seorang buruh sektor jasa di Jakarta Timur.
Baca Juga : Bukan Sekadar Larangan, Imbauan Dedi Mulyadi soal Tahun Baru Bikin Warga Harus Siaga
Selain kebutuhan pangan, biaya tempat tinggal menjadi beban terbesar bagi buruh. Banyak dari mereka masih harus menyisihkan sebagian besar penghasilan untuk sewa kontrakan atau kos. Bahkan, sebagian buruh terpaksa tinggal jauh dari tempat kerja demi mendapatkan harga sewa yang lebih terjangkau.
Di sisi lain, kenaikan tarif transportasi dan kebutuhan pendukung kerja turut menambah pengeluaran bulanan. Oleh karena itu, meski UMP Jakarta naik, buruh menilai kebijakan tersebut belum sepenuhnya menjawab persoalan kesejahteraan.
Serikat buruh pun menilai bahwa penetapan UMP seharusnya benar-benar mengacu pada kebutuhan hidup layak (KHL). Menurut mereka, perhitungan upah tidak cukup hanya berdasarkan angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga harus mempertimbangkan realitas harga di lapangan.
Lebih lanjut, buruh mendorong pemerintah daerah agar melakukan pengawasan harga kebutuhan pokok secara lebih ketat. Dengan begitu, kenaikan upah tidak langsung tergerus oleh lonjakan harga barang dan jasa.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya menyatakan bahwa kenaikan UMP telah disesuaikan dengan regulasi yang berlaku. Meski demikian, buruh berharap ada kebijakan tambahan yang dapat menekan biaya hidup, seperti subsidi transportasi, perumahan terjangkau, dan layanan publik yang lebih murah.
Hingga akhir tahun 2025, isu mahalnya biaya hidup di Jakarta masih menjadi tantangan besar. Banyak pihak berharap adanya sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan buruh agar kenaikan UMP benar-benar berdampak nyata bagi kesejahteraan pekerja di ibu kota.
Baca Juga : Ribuan Buruh Turun ke Istana! Tuntutan UMSK Jabar Bikin Tegang
![]()












