Jakarta (Lensagram) – Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan publik. Hari ini, tim kuasa hukumnya resmi mengajukan permohonan penundaan pemeriksaan terkait dugaan ijazah palsu. Lebih mengejutkan lagi, Presiden Jokowi menyodorkan dua opsi waktu yang langsung memicu reaksi beragam dari masyarakat.
Melalui surat resmi, kuasa hukum Jokowi meminta lembaga terkait untuk menunda pemeriksaan. Mereka menyebut agenda kenegaraan yang padat sebagai alasan utama. Jokowi secara aktif mengusulkan dua opsi waktu baru, yakni setelah KTT ASEAN Agustus mendatang, atau usai kunjungan kerja ke luar negeri yang sudah terjadwal.
Langkah ini membuat publik bertanya-tanya. Banyak pihak menilai Jokowi seharusnya tetap menjalani pemeriksaan sesuai jadwal. Meski begitu, tim kuasa hukum menegaskan bahwa Presiden tidak berniat menghindari proses hukum.
Baca Juga : Ada Apa di Monas? Ribuan Ojol Turun ke Jalan dan Mogok Massal Hari Ini!
“Publik punya hak tahu. Bila memang tidak ada yang disembunyikan, sebaiknya pemeriksaan tetap dilakukan sesuai jadwal,” ujar pengamat hukum tata negara, Ahmad Riza.
Namun, Istana menegaskan bahwa penundaan ini bukan bentuk penghindaran, melainkan penyesuaian waktu agar tidak mengganggu agenda kenegaraan yang sudah direncanakan jauh hari sebelumnya.
Sementara itu, Mahkamah Konstitusi dan pihak pelapor kasus ini masih belum memberikan tanggapan resmi atas pengajuan dua opsi penundaan tersebut. Publik kini menantikan apakah permintaan Jokowi akan dikabulkan, atau justru menjadi pemantik spekulasi baru yang semakin memperkeruh isu ijazah palsu ini.
Sebagai informasi, kasus dugaan ijazah palsu Jokowi sudah mencuat sejak beberapa waktu lalu. Meski berbagai klarifikasi sudah diberikan, namun proses hukum tetap berjalan untuk memberikan kepastian dan transparansi kepada masyarakat.
Kesimpulan
Kasus ini menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas, terutama bagi pemimpin negara. Penundaan pemeriksaan mungkin sah secara prosedural, tetapi publik tetap berharap proses hukum berjalan objektif dan tidak terhambat oleh agenda politik.
Baca Juga : Beras Oplosan Rugikan Negara Rp 100 T! Prabowo Ngamuk: “Sita Saja Semua!