Menyusuri lautan selama lebih dari 20 tahun, Neri, seorang nelayan berpengalaman, menjelajahi spot memancingnya di daerah Pari, Karang Jana. Kisah Mengerikan Saat Pukat Harimau Ini Membunuh Nelayan Kecil.
Meski telah berdedikasi selama dua dekade, pendapatan Neri dari hasil tangkapannya tidak menentu. Ia biasanya mendapatkan 150 ribu hingga 200 ribu per hari, namun cuaca buruk atau pasang surut dapat menyebabkan pendapatan turun drastis menjadi 50 ribu. Neri juga menawarkan paket memancing seharga 2 juta 500 ribu dengan fasilitas lengkap.
Namun, Neri tidak hanya dihadapkan pada tantangan laut, melainkan juga pada ketidakadilan di perairan. Salah satu masalahnya adalah maraknya penggunaan pukat harimau oleh oknum tertentu.
Neri berharap agar pemerintah lebih tegas dalam memberantas praktik Pukat Harimau Membunuh Nelayan. Saat ini, kurangnya tindakan dari aparat keamanan dan ketidakjelasan instruksi pemerintah setempat membuat situasi semakin rumit.
“kalo dari saya mah nelayan kecil mintanya mah tidak muluk-muluk, model kaya pukat harimau, model kaya bagan badak di berantas. kasihan nelayan kecil udah penghasilan kecil di timpa modelan kaya gitu,” kata Neri.
Pertanyaan etika muncul ketika patroli yang seharusnya mengontrol malah meminta jatah uang dari oknum pukat harimau.
“Ada patroli yang mengontrol, bukannya mengusir, malah mendekat dan meminta jatah. Sekarang sulit memberikan sogokan,” ungkap Neri sambil tersenyum.
Neri berharap setiap presiden memperhatikan nelayan kecil, selesaikan masalah oukat harimau, dan buat kebijakan agar pembagian hasil lebih adil antaranya nelayan kecil dan besar.
“ ya siapapun presidennya modelnya minta nelayan kecil di perhatikan gitu, kalo nelayan modelan yang kaya besar-besar begitu kebanyakan dari muara angke. Tolong jauhkan lah daerahnya dari pinggiran, itu saja sih,” kata Neri.
Baca Juga : Desa Terbersih dan Tercantik di Dunia
Selengkapnya Tonton di Youtube Lensagram :