Jakarta (Lensagram) — Dinas Kesehatan DKI Jakarta (Dinkes) mengungkap fakta mengejutkan: angka kecacatan akibat Stroke di Jakarta mencapai 21,4 persen. Selain itu, sekitar 2,9 persen dari kasus stroke berakhir dengan kematian.
Temuan ini menjadi alarm bagi warga ibu kota. Dinkes menjelaskan, angka tersebut muncul karena banyak pasien terlambat ditangani, serta rendahnya kesadaran terhadap gejala awal stroke.
Mengapa Angkanya Tinggi? Faktor yang “Tak Disangka”
Menurut Dinkes, penyebab utama kecacatan tinggi adalah terlambat mendapat penanganan — padahal penanganan stroke paling efektif jika dilakukan dalam waktu 4,5 jam sejak gejala muncul.
Selain itu, faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, pola hidup tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik ikut memperbesar kemungkinan terkena stroke.
Sayangnya, banyak warga belum mengenali gejala stroke secara dini, seperti mati rasa mendadak, kesulitan bicara, atau lemas di satu sisi tubuh — sehingga penanganan terhambat.
Baca Juga : Rp 19 Miliar Dikucurkan untuk Korban Banjir-Longsor — Ternyata Ada Program Rahasia di Dalamnya!
Respon Pemerintah: Program “Jakarta Siaga Stroke”
Menanggapi kondisi ini, Pemprov DKI bersama Dinkes memperkenalkan program “Jakarta Siaga Stroke”. Program ini bertujuan memperkuat respons cepat pada kasus stroke — termasuk percepatan deteksi, layanan rujukan, dan edukasi masyarakat.
Sebagai bagian dari upaya itu, dibentuk juga sistem manajemen layanan kesehatan terintegrasi melalui JakSIMPUS — untuk mempercepat koordinasi dan penanganan pasien stroke.
Kenali Stroke: Waktu Emas Penanganan
Ahli kesehatan mengingatkan bahwa stroke bisa menyerang siapa saja. Namun, semakin cepat dikenali dan ditangani — idealnya dalam 4,5 jam — semakin besar peluang untuk pulih dan menghindari kecacatan permanen.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenal gejalanya dan segera membawa ke fasilitas kesehatan jika dicurigai stroke. Jangan anggap sepele: terlambat sedikit saja bisa berakibat fatal.
Kesimpulan: Waspada, Kenali, Bertindak Cepat
Angka kecacatan 21,4 persen akibat stroke di Jakarta menjadi pengingat bahwa stroke bukan sekadar sakit biasa — tapi bisa berdampak jangka panjang. Dengan program Jakarta Siaga Stroke, edukasi, dan kesadaran masyarakat, harapannya angka kecacatan dan kematian bisa ditekan.
Mari kita peduli: kenali gejala, hidup sehat, dan bertindak cepat jika dibutuhkan.
Baca Juga : Terungkap! Ratusan Sekolah di Sumatera Hancur Disapu Banjir—BNPB Ungkap Fakta yang Bikin Kaget!
![]()












