Jakarta (Lensagram) — Dedi Mulyadi mengambil langkah tak biasa untuk membantu korban bencana di Pulau Sumatera. Pada 2 Desember 2025, ia berhasil menghimpun donasi senilai Rp 7 miliar dari berbagai pihak — termasuk pengusaha, lembaga sosial, dan donatur pribadi — sebagai bantuan kemanusiaan.
Lalu, Dedi Mulyadi memutuskan untuk menyalurkan bantuan itu secara langsung ke lokasi terdampak. Oleh karena itu, ia mencarter dua unit pesawat Susi Air untuk mengangkut barang bantuan ke daerah-daerah di Sumatera yang susah diakses lewat jalur darat.
Menurut Dedi, “kami belanja di sana langsung” — artinya, barang bantuan akan dibeli di wilayah Sumatera (terutama di kota tujuan seperti Padang), agar distribusi lebih cepat, tepat, dan sesuai kebutuhan korban.
Dengan cara ini, Dedi berharap bantuan bisa menjangkau korban banjir dan longsor paling parah, terutama di kawasan terpencil atau terisolasi karena kerusakan akses.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi juga mengajak seluruh jajaran pemerintahan di wilayahnya — kepala desa, camat, bupati, wali kota — serta masyarakat untuk ikut serta dalam penggalangan donasi, koordinasi, dan penyaluran bantuan. Dengan demikian, dukungan tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga komunitas, sektor swasta, dan masyarakat luas.
Lebih jauh, pemilihan metode “belanja di lokasi” dan “angkut via pesawat carter” dipandang sebagai strategi untuk menghindari keterlambatan distribusi, serta memastikan bahwa bantuan tiba dalam kondisi baik dan sesuai kebutuhan warga terdampak.
Dengan demikian, langkah Dedi Mulyadi bukan sekadar penggalangan dana, tapi juga memikirkan logistik dan efektivitas distribusi — dua aspek penting dalam penanganan bencana.
Kenapa Cara Ini Bisa Dibilang “Unik dan Cerdas”
-
Efisien dan tepat sasaran — Dengan membeli bantuan langsung di Sumatera, risiko keterlambatan atau ketidaksesuaian barang bisa diminimalkan.
-
Jangkauan luas, termasuk daerah terpencil — Carter pesawat memungkinkan bantuan menjangkau lokasi yang sulit dijangkau lewat darat.
-
Kolaborasi multisektor — Dana berasal dari banyak pihak: pemerintah daerah, pengusaha, lembaga sosial, bahkan donatur perseorangan — menunjukkan bahwa bantuan kemanusiaan dapat melibatkan banyak elemen masyarakat.
-
Respons cepat terhadap krisis — Pengumpulan dana dan penyaluran dilakukan dalam hitungan hari, tidak menunggu prosedur panjang.
Catatan Penting & Tantangan
Meski pendekatannya efektif, ada beberapa hal yang tetap perlu diperhatikan secara serius:
-
Pemantauan terhadap distribusi agar bantuan benar-benar sampai ke korban, tidak hilang atau disalahgunakan.
-
Kebutuhan darurat yang terus berubah — misalnya makanan, obat-obatan, selimut, air bersih — sehingga koordinasi dengan pihak lokal harus tepat.
-
Transparansi dalam penggunaan dana: siapa menyumbang, siapa menerima, kapan distribusi dilakukan.
Harapan dari Aksi Ini
Aksi Dedi Mulyadi memberi harapan nyata kepada korban bencana di Sumatera. Dengan metode cepat dan langsung, bantuan bisa membantu lebih banyak warga dalam waktu singkat. Di saat yang sama, langkah ini menunjukkan bahwa dalam kondisi darurat, solidaritas antarwilayah dan antarlembaga bisa menjadi kunci pemulihan.
Semoga cara ini menginspirasi pihak lain — baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat — untuk bergerak cepat membantu sesama.
Baca Juga : Geger! Masjid dan Gereja Disebut Bisa Selamatkan Warga dari Bencana Banjir
![]()











