Jakarta (Lensagram) – Urbanisasi yang terus meningkat ternyata menjadi salah satu penyebab utama naiknya angka kemiskinan di Jakarta pada tahun 2025. Fakta ini terungkap dalam laporan resmi terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada pekan ini.
Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin di Jakarta per Maret 2025 mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari catatan tersebut, persentase kemiskinan naik menjadi 4,53 persen atau sekitar 500.320 jiwa. Angka ini meningkat dibandingkan dengan Maret 2024 yang berada di level 4,39 persen.
Urbanisasi Tak Terkendali Jadi Pemicu
Kepala BPS DKI Jakarta, Sumarno, menjelaskan bahwa arus urbanisasi tanpa pengendalian menjadi faktor dominan. Banyak warga dari daerah lain datang ke Jakarta dengan harapan mendapatkan pekerjaan dan kehidupan lebih baik. Namun, tidak sedikit yang akhirnya tidak mendapatkan pekerjaan tetap dan terjebak dalam kemiskinan kota.
Baca Juga : Lulus Kuliah Tapi Nganggur? Cerita Nyata Ini Bikin Kamu Mikir Ulang Soal Dunia Kerja!
“Mereka datang tanpa keahlian khusus, tinggal di permukiman padat, dan bekerja di sektor informal dengan pendapatan tak menentu,” ujar Sumarno dalam konferensi pers di Balai Kota, Jumat (25/7/2025).
Biaya Hidup Tinggi Jadi Beban Ganda
Selain urbanisasi, tingginya biaya hidup di Jakarta juga memperburuk situasi. Harga sewa tempat tinggal, transportasi, dan kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan. Hal ini membuat banyak pendatang dan warga lokal kesulitan mencukupi kebutuhan dasar mereka.
Program Pemerintah Dinilai Belum Efektif
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya telah meluncurkan beberapa program penanggulangan kemiskinan, seperti bantuan sosial, pelatihan kerja, hingga subsidi pangan. Namun, peningkatan jumlah penduduk yang datang setiap tahunnya membuat program tersebut belum mampu menekan angka kemiskinan secara optimal.
Ekonom dari Universitas Indonesia, Dr. Taufik Ramadhan, menyarankan pemerintah perlu membatasi urbanisasi melalui pembangunan daerah asal para pendatang.
“Solusinya bukan menutup pintu Jakarta, tapi mengembangkan potensi ekonomi di daerah agar masyarakat tidak perlu hijrah ke ibu kota,” jelas Taufik.
Pemerintah Diminta Segera Bertindak
Warga dan pengamat meminta pemerintah segera mengambil langkah konkret. Salah satu usulan yang muncul adalah pembentukan Satgas Pengendalian Urbanisasi dan peningkatan kerja sama antarprovinsi dalam mengatasi ketimpangan ekonomi.
Jika tidak segera ditangani, urbanisasi yang tak terkendali dapat terus mendorong lonjakan angka kemiskinan dan memperparah ketimpangan sosial di Jakarta.
Kesimpulan
Kenaikan angka kemiskinan di Jakarta pada tahun 2025 menjadi alarm serius bagi pemerintah. Urbanisasi yang tidak terkendali, ditambah dengan mahalnya biaya hidup, telah memicu krisis sosial baru di ibu kota. Diperlukan solusi kolaboratif dan berkelanjutan agar Jakarta tetap menjadi kota layak huni bagi semua kalangan.
Baca Juga : Harga Beras Naik Lagi! Pedagang Curhat: “Udah Mahal, Masa Jelek Juga?